Sabtu 29 Apr 2023 16:09 WIB

Dimakamkan di Samping Mbah Moen, Siapa Ustadz Hasyim Yahya?

Ceramah Ustadz Hasyim Yahya pernah viral di media sosial.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Pemakaman Jannatul Mala, Makkah, Arab Saudi. Dimakamkan di Samping Mbah Moen, Siapa Ustadz Hasyim Yahya?
Foto: dok. Tim MCH
Pemakaman Jannatul Mala, Makkah, Arab Saudi. Dimakamkan di Samping Mbah Moen, Siapa Ustadz Hasyim Yahya?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muslim keturunan Sunda Ustadz Hasyim Yahya wafat di Kota Makkah, Kamis petang (27/4/2023) di usia 82 tahun.

Jenazah almarhum disholatkan di Masjidil Haram setelah sholat Jumat. Kemudian, beliau dimakamkan di samping makam ulama besar KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen di pemakaman Al Ma’la, Makkah. 

Baca Juga

Siapa sosok Ustadz Hasyim Yahya? Berikut profil singkatnya

Ustadz Hasyim Yahya adalah seorang pemuka agama kelahiran Surabaya sekitar 1941. Sebuah sumber menyebutkan, almarhum sekawan dengan sosok Abdul Qadir Hasan Baraja, sosok yang mengklaim dirinya adalah khalifah khilafatul muslimin asal Lampung dan Abu Bakar Ba'asyir di balik bom Bali 2002.

Ustadz Hasyim Yahya juga merupakan ketua Yayasan Masjid Mujahidin, Surabaya. Di kota pahlawan ini, namanya juga sudah cukup dikenal dan sering berceramah di Masjid Mujahidin, Surabaya. Namun, beberapa ceramahnya dinilai provokatif.

Salah satu ceramahnya pernah viral di media sosial karena menyatakan orang Islam yang baik adalah yang menjadi teroris. "Orang Islam yang baik itu menjadi teroris. Buka Al Anfal Ayat 60. Datangkan ustadz siapa, kiai siapa, bahwa orang Islam itu hadir jadi teroris," kata Ustadz Hasyim Yahya dalam video viral yang ditayangkan Mujahidin TV.

Video ceramah berdurasi 1.37 menit itu diunggah akun Twitter @PartaiSocmed pada 28 Maret 2021. Dalam video itu, Ustadz Hasyim Yahya juga mengomentari soal Bhineka Tunggal Ika, upacara bendera, dan masih banyak lagi. Menurut dia, mengheningkan cipta dalam upacara bendera dinilai seperti upacara mirip orang kafir.

"Ketika upacara apa, upacara, waktu berdoa kita disuruh mengheningkan cipta. Mengheningkan cipta ini bukan cara Islam. Ini cara orang kafir, cara orang Hindu kaum Nasrani dan lainnya," katanya.

Almarhum dikenal sebagai sosok pendakwah yang tegas dan pemberani. Keberaniannya yang paling tampak terjadi pada 1974, saat umat Islam menolak Sidang Raya Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (DGD) ke-5 yang hendak digelar di Jakarta.

Ustadz Hasyim telah tinggal di Makkah sejak 1980-an. Ia sempat pulang beberapa kali ke Indonesia dan kembali menetap di Makkah. Kehilangan Ustadz Hasyim meninggalkan duka yang mendalam bagi umat Islam dan keluarganya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement