Dia diminta oleh pemimpinnya berjaga di Al Aqsa karena khawatir bahwa tentara Utsmaniyah telah pergi. Sehingga orang-orang Barat akan bersuka cita jika tahu mereka meninggalkan kiblat pertama Nabi kita tercinta. Letnannya meminta agar jangan membiarkan kehormatan Islam dan kemuliaan Ottoman diinjak-injak. Jadi, Hasan dan rekan-rekannya tetap tinggal di Al Quds.
"Dan, hampir tiba-tiba, tahun-tahun yang panjang lenyap. Saudara-saudaraku dari pasukan meninggal satu per satu. Kami tidak dihancurkan oleh musuh, tetapi oleh tahun. Hanya aku yang tersisa di sini. Hanya aku, Kopral Hasan di Al-Quds yang agung," ujar dia.
Ketika Bardakci kembali ke rumah, dia mencoba melacak komandan Kopral Hasan, Letnan Mustafa Efendi untuk memberi tahu tentaranya mengikuti perintahnya dan salah satunya masih bertugas di Masjid Al Aqsa. Namun, perwira Utsmaniyah yang dulunya muda telah meninggal bertahun-tahun sebelumnya.
Sepuluh tahun setelah bertemu dengan Kopral Hasan, Bardakci menerima telegram pada 1982 yang berbunyi: "Penjaga Utsmaniyah terakhir di Masjid Al Aqsa meninggal hari ini."
Kopral Hasan akhirnya meninggalkan jabatannya, tapi dia tidak boleh dilupakan. Dia adalah simbol keberanian dan rasa tanggung jawab yang harus kita semua pegang untuk Masjid Al Aqsa.