Ahad 09 Apr 2023 14:50 WIB

Ruginya Sang Penuntut Ilmu

Pertanyaannya, siapakah mereka yang merugi?

Menuntut ilmu
Foto: Universitas Nusa Mandiri
Menuntut ilmu

Oleh: Ina Salmah Febriani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Wal ‘ashr. Inna al-Insanalafikhusr. Illa al-Ladziina Aamanuwa’Amilu as-Shalihat, Watawa as-Shaub al-Haqq, Watawa as-Shaub ash-Shabr.” (Qs. Al-‘Ashr/103: 1-3)

Baca Juga

Siapa yang tidak hafal dengan surah di atas? Surah pendek yang kerap kali dibaca oleh anak-anak selepas mengaji. Surah ini pula yang gemar dilantunkan oleh para sahabat Nabi Saw. Diriwayatkan dari ‘Ubaidillah bin Hushain bahwa sahabat-sahabat Rasulullah tidak berpisah kecuali setelah mereka membacakan surah al-‘Ashr untuk sahabat lainnya.

Dinamai al-‘Ashr yang terdiri dari tiga huruf ‘ain, shad, dan ra (‘ashara) bermakna menekan sesuatu sehingga apa yang terdapat pada bagian terdalam daripadanya tampak keluar (memeras), demikian menurut Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah.

Makna memeras sebagai gambaran aktivitas manusia yang biasanya sejak pagi telah memeras fisik dan tenaganya untuk berikhtiar mencari penghidupan semoga kelak membuahkan hasil dari segala usahanya tersebut. Para ‘ulama mayoritas mengartikan al’Ashr dengan ‘demi waktu/ masa’ yang berarti waktu secara umum. Allah bersumpah dalam ayat di atas tentang pentingnya memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif agar manusia jauh dari kerugian (khusr).

Khusr memiliki banyak arti antara lain rugi, sesat, celaka, lemah, tipuan yang kesemuanya mengarah pada makna-makna negatif atau yang tidak disenangi oleh siapapun. Kata khusrin pada surah al-‘Ashr di atas berbentuk nakirah (indefinite)dan menggunakan tanwin. Artinya, bentuk indefinite dan tanwin tersebut memberikan arti keragaman dan kebesaranya itu kerugian, kesesatan, kecelakaan yang besar dan beranekaragam. Kata khusrin digandeng dengan lam dan fa (lafii) yang bermakna wadah atau tempat. Maka, dengan kata tersebut tergambar bahwa seluruh totalitas manusia berada dalam satu wadah kerugian. Tak pandang siapapun mereka, apapun warna kulit, suku, bangsa bahasa dan agamanya, al-Insan (manusia) berpotensi merugi.

Pertanyaannya, siapakah mereka yang merugi? Kitab al-Maraqi al-‘Ubudiyah karya Imam Nawawi al-Bantani yang disyarah dari kitab Bidayah al-Hidayah karya Syaikh Hujjatul Islam Imam al-Ghazali mendeskripsikan secara eksplisit siapa dari mereka yang merugi.

Imam al-Ghazali memulai sapaannya dalam kitab ini dengan wahai orang-orang harishun/ mujtahid (yaitu orang-orang yang bersemangat mencari ilmu) untuk memerhatikan ‘niat’ dalambelajar/ menuntut ilmu agar tidak berakhir dalam kerugian. Kiranya, ada empat golongan menurut Imam al-Ghazali yang termasuk orang merugi.

Pertama, munafasah yakni orang yang menuntut ilmu hanya untuk berlomba-lomba mencari kedudukan di hadapan makhluk. Menempuh pendidikan setinggi-tingginya agar kelak ia bisa mencapai kedudukan tertentu. Sungguh, merekalah orang merugi, demikian Imam al-Ghazali.

Kedua, mubaahaah yakni orang yang mencariilmu dan bersekolah agar kelak nantinya bisa menyombongkan diri atas ilmu yang dimiliki. Ketiga,ialah istimalah yakni belajar mencari ilmu dan berhasil mengantongi sederet gelar akademik hanya sebatas agar terjaminnya masa depan. Terakhir, golongan thalab al-kasbi yakni mereka yang menuntut ilmu hanya untuk mencari penghidupan.

Sungguh, lanjut ‘allamah Imam al-Ghazali, keempat golongan yang disebutkan di atas, belajar menuntut ilmu untuk tujuan-tujuan tertentu, bukan hanya menghancurkan agama namun juga menghancurkan diri sendiri. Merekalah orang-orang yang khaasiratun (merugi). Ibarat perniagaan, mereka tak mendapatkan apapun dariupayanya berletih-letih dan bersusahpayah mencari ilmu, belajar di berbagai penjuru negeri jika diniatkan bukan karena Allah.

Ungkapan Imam al-Ghazali sejalandenganpesan-pesan Qs. Al-‘Ashr/103 yang telah diurai awal tulisan ini. Jika Imam al-Ghazali melihat kerugian menimpa mereka/ orang-orang yang menuntut ilmu dengan berfokus pada tujuan & hiasan duniawi, maka dalam Qs. Al’Ashr terjawab bahwa seluruh manusia merugi kecuali empat golongan yakni pertama, aamanuu yakni orang-orang yang beriman dan mantap keimananya. Mereka yang meyakini bahwa kehidupan dunia hanya sementara, dunia ialah media untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan meniatkan semuanya karena Allah. Kedua, al-‘amilu ash-shalihaat yakni orang-orang yang senantiasa istiqamah berbuat baik, mengajak orang lain untuk ikut beramal baik dan juga belajar untuk terus memperbaiki diri. Iman dan amalshalih saja ternyata tidak cukup. Ada dua hal penting lagi agar kita tidak merugi.

Ketiga, golongan orang yang tidak akan merugi ialahmereka yang watawashau/ saling berwasiat dalam kebenaran. Saling mengingatkan dalamkebenaran ialah tanggungjawab yang idealnya dilakukan umat muslim sebagai makhluk sosial.Sebab seringkali setinggi apapun jabatan, gelar, wawasan seseorang, kerap kali berbuat khilaf.

Karenanya Allah menggunakan kata watawashau (washauakar kata dari washiya yang artinya berwasiat) dan tambahan hurufta’ di awal yang bermaknakesalingan, menunjukkan kepedulian.

Sesekali seseorang khilaf berbuat kesalahan kita mau mengingatkan secara baik-baik. Pun, ketika kita yang melakukan kesalahan, maka bukalah hati agar mudah menerima nasihat. Keempat, orang-orang yang watawasha / saling berwasiat dalam kesabaran.

Poin terakhir juga menjadi hal penting yang dilakukan individu beriman agar suatu waktu kita melihat muslim lain tengah hilang kesabaran, kita berkenan mengingatkan. Sebaliknya, barangkali suatu waktu kesabaran kita tengah diuji, kitajuga siap untuk dinasihati.

Mutiara pesan Qs. Al-‘Ahsr tentang manusia yang merugi dan nasihat Imam al-Ghazali bagi para penuntut ilmu semoga menjadi cerminan hati untuk kembali berefleksi, bermuhasabah diri. Mari kembali menata niat untuk memulai semua aktivitas dan mengakhirinya hanya karena ridha Allah. Tidak ada yang jauh lebih penting dan berharga selain ridhanya Allah. Allah-lah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk tiap-tiap hamba-Nya. Allah pasti jua yang akan mencukupi seluruh kebutuhan makhluk-Nya.

Demikian, Allahu ta’alaa’lam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement