Selasa 04 Apr 2023 16:54 WIB

Kebiasaan Habibie di Larut Malam: Tahlilan untuk Ibunda, Ainun Tercinta, dan Pak Harto

Habibie dikenal sebagai sosok negarawan yang Islami

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Saat berkunjung ke Gedung Sate tahun 2012, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie memperlihatkan kion emas miliknya yang dianugerahkan dunia sebagai ilmuwan tingkat dunia.
Foto:

Habibie kemudian menduduki kursi lipatnya. Sementara semua tamunya duduk lesehan mengelilingi Habibie. Ia memberikan sejenak kata pengantar menjelang berbuka. "Saya bersyukur bahwa dalam keadaan sehat bisa bertemu dengan Anda semua. Sesaat lagi saya naik kelas, ulang tahun ke-80," kata BJ Habibie. Ia segera disambut gumam 'alhamdulillah' dari semua yang mendengar.

"Dan itu, kalau orang tanya, berapa usianya? Saya bilang, 90 kurang 10. Kenapa? Karena sasarannya 90 kan," sambung Habibie diiringi tawa hadirin. Sejurus kemudian ia menghentikan suaranya. Ia menatap penuh arti seluruh tamu undangan. Senyumnya mengembang. "Kalian sebagian besar anak intelektual saya. Ada beberapa adik intelektual saya. Sebagian besar, anak intelektual. Lebih sebagian besar lagi cucu intelektual. Siapa di bawah 40 tahun, itu cucu intelektual. Siapa di atas 40 tahun, anak intelektual. Siapa di atas 60 tahun, adik intelektual," papar Habibie.

Selepas shalat Maghrib, Habibie kembali menduduki kursinya. Ia kembali menceritakan banyak hal. Hadirin menyimak dengan penuh perhatian. Pertama-tama, ia bercerita tentang hobi yang kembali ia giatkan belakangan ini: fotografi. Sorot matanya langsung antusias.

Dengan bangga, Habibie menjelaskan kamera pertama yang ia beli 50 tahun lalu masih berfungsi baik hingga kini. Hanya dengan mengganti lensa, hasil jepreten kamera tersebut tak kalah kualitasnya dengan kamera keluaran terkini. "Ah tadi pagi, saya main (memotret). Hahaha. Ya tanaman, burung, bunga. Semua (jadi objek untuk diambil gambar). Karena dia punya ISO, itu otomatis semua. Itu progres dari teknologi," ujarnya.

Keesokan harinya, Habibie kembali mendatangi kolega untuk berbuka bersama. Kali ini ia mendatangi kediaman Ketua DPR Ade Komarudin. "Alhamdulillah sehat, silaturahim saja," kata Habibie kepada awak media. Sebelumnya, ia juga sempat reuni dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden RI Joko Widodo dalam buka bersama yang digelar Aburizal Bakrie. Tak hanya buka bersama, Habibie juga melanjutkan hingga shalat Tarawih. "Di rumah ini (Habibie) setiap malam juga ada Tarawih," terang dia.

Saat malam semakin larut, ada kebiasaan rutin Habibie. Membaca Alquran dan tahlil. "Saya tiap hari baca Alquran, surah Yasin, tahlilan untuk ibu yang melahirkan saya dan bapak, ibu dan bapak mertua saya, keluarga saya, kawan-kawan saya. Termasuk Pak Harto. Lama saya tilawah. Dua jam setiap malam," ungkapnya. Khusus untuk mendiang istrinya, ia menyiapkan waktu khusus. "Saya baca khusus untuk Ainun."

Habibie menyebut, cintanya terhadap Ainun bukan lagi taraf cinta sejati, namun sudah cinta Ilahi. "Ainun sudah downloaded di hati saya," ujar dia. Kebiasaan mengunjungi makam Ainun tiap Jumat pagi di Taman Makam Pahlawan Kalibata terus ia langsungkan. Jika kondisi fisiknya tak memungkinkan, ia akan mengganti kunjungannya di hari Sabtu.

 

Habibie berkisah, Ainun adalah satu-satunya ibu negara yang dimakamkan di TMP Kalibata. Ainun bisa dimakamkan di TMP karena Habibie mengajukan syarat kepada negara. "Saya mau nanti di samping Ainun. Kalau enggak (demikian), enggak mau saya. Akhirnya, untuk Bu Ainun, kaveling nomor 121 di Kalibata. Saya kavling nomor 120. Jadi saya tahu alamat saya nanti, kaveling nomor 120," terang dia. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement