REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua mendukung seruan Polres Puncak Jaya yang mengimbau agar masyarakat Muslim di Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya untuk sementara waktu melaksanakan sholat tarawih di rumah masing-masing, menyusul adanya insiden penembakan yang membuat dua anggota TNI-Polri meninggal dunia pada Sabtu (23/3/2023).
Ketua MUI Papua, KH. Umar Bauw Al Bintuni mengatakan MUI masih terus meminta kejelasan informasi terkini tentang situasi di Distrik Ilu dari kepolisian. Namun demikian menurutnya MUI Papua juga menyerukan agar umat Muslim sementara waktu melaksanakan sholat tarawih di rumah masing-masing hingga kondisi dinyatakan kondusif kembali.
"Sementara itu bahwasanya masyarakat memang harus hati-hati dan pelaksana shalat tarawih dilaksanakan di rumah masing-masing untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Kami mendukung (seruan dari polres Papua Jaya) demi keselamatan semua masyarakat," kata kiai Umar Bauw kepada Republika Senin (27/3/2023).
Dari keterangan Polres Puncak Jaya menyatakan bahwa insiden penembakan itu terjadi saat anggota TNI-Polri berteduh di kios yang berada di dekat mesjid Al Alamiah. Tiba-tiba ada yang menembak ke arah anggota petugas keamanan tersebut. Tembakan itu mengenai tiga orang anggota petugas, dua orang di antaranya meninggal yaitu anggota Koramil Ilu Serda Risawar dan anggota Polsek Ilu Bripda Mesar Indey.
Penembakan itu terjadi di luar masjid yang dijaga anggota TNI-Polri dan tidak ada jamaah yang terluka karena setelah melakukan penembakan tersebut, pelaku yang diperkirakan berjumlah empat orang langsung melarikan diri. Pasca insiden penembakan itu, menurut kiai Umar ada kekhawatiran masyarakat untuk keluar rumah.
"Masyarakat sangat khawatir banyak yang sudah sholat di rumah saja bahkan ada yang sudah pindah dari situ, karena khawatir dengan hal-hal itu. Karena itu kit juga mengimbau tidak buka puasa bersama dulu tapi kita harus menjaga ketenangan, kita tidak buat kegiatan yang merugikan diri sendiri," katanya.