Ahad 19 Mar 2023 05:50 WIB

Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya 

Mualaf Delfano Charies tak ingin menjelekkan agama lain

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
Delfano Charies.  Mualaf Delfano Charies tak ingin menjelekkan agama lain
Foto:

Begitu juga ketika puasa Ramadhan pertama kali. Sebelum menjadi Muslim Fano juga pernah menjalankan puasa Ramadhan, walupun tidak penuh selama satu bulan. 

Saat itu hanya untuk kebutuhan konten dan ingin bertoleransi merasakan apa yang dirasakan umat Islan saat puasa. Tetapi setelah menjadi Muslim berbeda. 

Ada rasa tanggung jawab dan kewajiban untuk menjalankan sesuai ajaran Islam. Bahkan Fano lebih menunggu-nunggu waktu dimulainya berpuasa dibandingkan berbuka puasa itu sendiri.  

"Aku sudah tidak berpuasa sejak usia satu tahun, saat itu pertama kali berpuasa tentu sesuatu yang ditunggu, jika tidak ada kewajiban batal mungkin aku bisa melanjutkan berpuasa,"ujar dia. 

Ketika sahur dan berbuka, Fano harus menyiapkan makanan seorang diri. Karena mamanya sedang menemani kakak perempuannya yang sedang hamil, Fano memutuskan memasak.  

Hidup yang sulit di masa kecil, namun kini memiliki segalanya Fano tetap hidup sederhana. Nasi kecap dan telur goreng masih menjadi makanan favorinya hingga kini.  

Pengalaman menyenangkan juga dirasakannya saat pertama kali Idul Fitri. Bersyukur keluarga yang yang berbeda agama bisa menerima pilihan hidupnya. Sehingga saat Idul Fitri Fano bisa berkumpul dengan keluarga.   

Saat pertama kali membahas agama dengan mama, ada keraguan dan kekhawtiran. Karena dia khawatir mamanya tidak akan menerima keputusan dan menyakitinya. 

Namun Fano mengakui mamanya berpikiran terbuka. Terbukti dengan kakaknya Junio Charies yang lebih dahulu memeluk Islam. 

"Mama sedih dan kecewa saat tahu aku menjadi Muslim, dia kaget, tapi saya serahkan kepada Allah, bersyukur, keesokan harinya mama mau menerima aku menjadi muslim dan mama tetap sayang denganku," ujar dia.

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah

Pada 2020, merupakan tahun pertama Fano menjalankan segala hal kewajibannya sebagai Muslim. Meski terkendala pandemi dan harus sholat tarawih di rumah, Fano terus belajar untuk mendalami Islam. Fano juga untuk pertama kalinya menjalankan menyembelih kurban dan merayakan Idul Adha.  

Bagi Fano, menjalankan kewajiban sebagai Muslim itu bukan menunggu hidayah. Tetapi, Allah SWT sebenarnya telah menunjukkan hidayah melalui cara yang berbeda-beda, hanya saja banyak orang yang tidak mempedulikannya. 

Beberapa waktu lalu, ada teman yang memberikan seminar tentang hijrah, tetapi karena Fano menolak kebenaran itu sehingga hidayah belum sampai padanya. 

Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang berakal dan berpikir sehingga tugas manusia adalah untuk mencari kebenaran. 

 

Terkait agama tidak harus menjelekkan agama lain, tetapi individu tersebut yang harus mencari kebenaran dan Islam bagi Fano adalah kebenaran tersebut.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement