REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR– Wakil Presiden Ma’ruf Amin menghadiri acara Muhasabah dan Istigasah Doa Keselamatan Bangsa dalam rangka Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Cianjur, Ahad (19/02/2023). Kiai Ma'ruf menilai penting acara yang terselenggara atas kolaborasi antara TNI Angkatan Darat dan Majelis Ulama Indonesia Bidang Dakwah dan Ukhuwah tersebut.
Menurutnya, doa istigosah ini momentum penting untuk memperkuat persatuan umat dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa ini. Salah satunya bangkit pascagempa Cianjur yang terjadi akhir 2022 lalu.
"Acara ini sangat penting bagi kita dalam rangka pencerahan, membangun kembali umat. Saya menyambut baik acara ini apalagi dinamakan Istighosah Kubro. Istighosah itu apa? Artinya minta tolong kepada Allah," kata Kiai Ma'ruf dalam sambutannya.
Dia mengatakan, ini karena manusia membutuhkan pertolongan Allah. Sebab, pada dasarnya manusia tidak memiliki kekuatan dan semua kekuatan hanya pada Allah.
"Tidak ada kekuatan kita, kekuatan Allah semua, karena itu kita mohon istigosah, pertolongan Allah, karena apa? karena apa yang dikehendaki Allah terjadi, yang nggak dikehendaki Allah tidak terjadi," ujar Kiai Ma'ruf.
Karena itu, melalui penyelenggaraan acara ini, diharapkan makin memantapkan masyarakat untuk bangkit dari musibah bencana. Namun demikian, selain meminta pertolongan melalui doa dan istigosah, Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini meminta masyarakat tidak hanya bertawakal atau berpasrah diri.
Menurutnya, tawakal juga harus diikuti dengan upaya atau langkah-langkah.
"Kalau kita tawakal itu bukan kita pasif, bukan berarti diam. Allah menyuruh kita melakukan asbab sebab, melakukan langkah-langkah melakukan berbagai usaha, sehingga tidak bertentangan antara tawakal dan langkah-langkah," ujarnya.
Untuk itu, di momentum doa dan istigosah ini, Kiai Ma'ruf mengajak juga melakukan berbagai upaya menghindari bahaya-bahaya bencana. Salah satunya tidak tinggal di daerah yang memang rawan bencana.
Dalam kaitan itu, dia mengingatkan warga Cianjur untuk tidak menempati wilayah yang merupakan garis gempa.
"Nah, kita sudah tau di Cianjur ini sudah ada daerah-daerah yang rawan sewaktu-waktu datang lagi, apa namanya itu garis (sesar). Jangan ditinggalin di situ. Menghindarkan diri dari tinggal di situ itu kalau menurut Syekh Nawawi termasuk wajib. Jadi bukan karena apa-apa tapi itu wajib," ujarnya.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis mengatakan, penyelenggaraan Muhasabah dan Istigasah Doa dalam rangka peringatan Isra Mi'raj ini merupakan momentum untuk seluruh masyarakat bersatu, khususnya pascagempa Cianjur. Cholil Nafis juga mengatakan, terjadinya bencana di Indonesia tidak semata-mata hanya karena fenomena alam tetapi juga peringatan dari Allah SWT.
"Fenomena alam dimana Allah mengingatkan kepada kita, setiap peristiwa tidak hanya karena hukum kausalitas tapi juga ada spiritualitasnya. Karena itu, tepat sekali kita bersatu, masyarakat ulama dan umaro, bersama ketahanan insyaallah kita akan kuat," ujar Nafis.
Karena itu, melakukan peringatan ini, MUI ingin mengajak masyarakat untuk meminta ampunan kepada Allah dan doa keselamatan bagi bangsa Indonesia. Khususnya dalam menghadapi berbagai bencana di Indonesia yang terus meningkat .
"Momentum ini mari kita bersatu berdoa berdzikir meminta ampunan Allah agar bangsa Indonesia selalu dilindungi dan dijaga Allah," ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Bupati Cianjur Herman Suherman.