REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --LAZISNU PBNU bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU serta asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU menggelar Training Penggerak Pesantren Hijau di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Pondok Gede, Kota Bekasi. Kegiatan yang didukung oleh Bank Mega Syariah itu dilaksanakan pada Sabtu (18/02/2023).
Ketua LAZISNU PBNU Habib Ali Hasan Al Bahar yang hadir pada kesempatan tersebut menyebut bahwa Ponpes Mahasina Bekasi menjadi titik atau tempat ketiga pelaksanaan Training Penggerak Pesantren Hijau.
“Saya merasakan keindahan bisa hadir di sini, di hari Isra dan Mi’raj 27 Rajab 1444 H. Ini (kegiatan) kali ketiga, setelah di Ponpes Al-Hamidiyah Depok dan Al Hamid Cilangkap Jakarta Timur. Hari ini, bertepatan dengan Isra Mi’raj, alhamdulillah LAZISNU bisa hadir di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits,” ucap Habib Ali Hasan dalam sambutannya, sekaligus membuka acara yang dihadiri sekitar 1.000 santri Ponpes Mahasina.
Habib Ali Hasan menilai, meski berada di tengah kota, lingkungan Ponpes Mahasina sebagai pilot project Progam Pesantren Hijau sudah sejuk dan hijau karena ditanami banyak pohon.
“Saya pribadi dan pengurus LAZISNU PBNU mengucapkan banyak terima kasih kepada Ponpes Mahasina dan semua yang hadir di sini, di Pesantren yang meski berada di tengah kota, tapi lingkungannya hijau dan pohon-pohonnya luar biasa, begitu sejuk,” ungkapnya.
Pihaknya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran syuriyah dan tanfidziyah PBNU yang terus mendukung kiprah dan khidmah LAZISNU, salah satunya dalam Program Pesantren Hijau yang selaras dengan semangat Nahdlatul Ulama di abad ke-2, yaitu Merawat Jagat Membangun Peradaban.
“Kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Rais Aam KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum KH Yahya CHolil Staquf, dan seluruh jajaran pengurus PBNU, yang terus mendukung kami untuk berkiprah, menjalankan amanah dan khidmah dengan sebaik-baiknya. Dan Program Pesantren Hijau ini juga selaras dengan tagline PBNU untuk Merawat Jagat Membangun Peradaban,” ujar mubalig yang juga akademisi UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Mahasina KH Abu Bakar Rahziz mengungkapkan bahwa konsep Pesantren Hijau sudah sesuai dengan karakter, arah dan tujuan Ponpes Mahasina yang menjadikan pesantren sebagai tempat yang bersih dan hijau.
“Ponpes Mahasina dipilih oleh LAZISNU, RMI, LPBI PBNU, sebagai salah satu pesantren yang diberkahi, yang akan dilatih sebagai Pesantren Hijau. Insya Allah sesuai dengan karakter, arah serta tujuan Ponpes Mahasina. Kita di sini nggak ada hentinya untuk menjadi Pesantren Mahasina itu bersih, hijau, nyaman dan aman, karena memang bagian dari khidmah pondok pesantren itu untuk melayani orang-orang yang sedang berada di jalan Allah, orang-orang yang menuntut ilmu Allah,” papar Kiai Abu Bakar.
Dirinya menegaskan, meskipun berada di tengah kota dan lahan yang sempit, Ponpes Mahasina terus berbuat semampunya untuk menanam banyak pohon.
“Saya sering katakan kepada santri untuk menjadikan Pesantren Mahasina ini hijau. Meskipun di kota, lahannya sempit, tapi sebisanya kita lakukan penghijauan, karena semakin orang banyak pasti semakin butuh banyak oksigen. Kalau tidak ditanami pepohonan, akan semakin panas,” jelas Kiai Abu Bakar.
“Saya bilang juga ke para santri agar sampah jangan sampai nginep, karena efek negatifnya banyak. Jadi, di sini memang kita kasih bekal kepada anak-anak santri iman tentang kebersihan dan iman tentang penghijauan,” imbuhnya.
Ia pun berpesan kepada para santri dan pengajar agar mengikuti pelatihan dengan saksama, untuk kemudian diamalkan di Ponpes Mahasina.
“Kami sangat berterima kasih, bersyukur kepada Allah Swt atas hadirnya Tim Pesantren Hijau. Dan bagi santri-santri serta guru yang akan menjadi penggerak Pesantren Hijau, ikuti dan simak secara saksama, kemudian nanti diamalkan untuk hijau dan indahhnya Ponpes Mahasina. Jangan sampai lingkungan pesantren terkesannya kumuh, jorok. Masak tempat ibadah, pesantren, tempat menuntut ilmu nggak bersih. Harus bersih!” Pesan Kiai Abu Bakar.
Untuk diketahui, pelatihan penggerak Pesantren Hijau diikuti oleh 40 ustad atau pengajar, serta 150 santriwan-santriwati jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs/SMP) dan jenjang Madrasah Aliyah (MA/SMA).
Adapun pada pelatihan tersebut dihadirkan sejumlah narasumber yakni, (1) Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU yang membawakan materi ‘Pentingnya Gerakan Pesantren Hijau’; (2) pemateri dari Rumah Edukasi Lingkungan, Fitria Ariyani yang membawakan materi ‘Peran Santri dalam Mewujudkan Gerakan Pesantren Hijau’; (3) Hasna Wihda dari World Bank, dengan materi ‘Masa Depan yang Kita Pilih’.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Pengasuh Pesantren Putri Mahasina Hj Badriyah Fayumi, Sekretaris LAZISNU PBNU H Moesafa, dan jajaran Tim Pesantren Hijau dari PBNU.