REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah milenial Habib Husein Ja’far Al-Hadar menyampaikan ada tiga jenis musik yang haram. Di antaranya adalah orang yang menyanyi dengan suara fals karena, menurut dia, hal itu dapat mengganggu orang lain.
Hal ini disampaikan Habib Ja’far saat mengisi acara pembukaan Nahdlatut Tujjar Fest, Bazar UMKM, Kuliner & Inovasi di Alun-Alun Sidoarjo pada Rabu malam (1/2/2023). Event ini merupakan rangkaian acara menuju Puncak Resepsi Harlah Satu Abad NU yang akan digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Selasa (7/2/2023).
Dalam pembukaan acara ini, Cak Sodiq New Monata bersama Gambus El Sika Sidoarjo juga turut menghibur masyarakat dengan musik-musik gambus. Bahkan, Cak Sodiq juga menciptakan lagu khusus untuk menyambut Harlah Satu Abad NU.
“Yang selalu kita gembirakan dan banggakan dari NU adalah kita meyakini musik tidak haram. Jadi Cak Sodiq dan kawan-kawan selalu menjadi tamu penting di setiap seremonial NU, karena hidup itu kalau gak ada musik agak repot,” ujar Habib Ja’far dalam ceramahnya yang ditayangkan secara live di Youtube.
Habib Ja’far setuju pendapat ulama yang menyatakan musik itu haram. Namun, menurut dia, hanya tiga jenis musik saja yang haram.
“Saya setuju musik itu haram, tapi tiga jenis musik saja. Pertama, kalau spelling-nya salah ada tambahan huruf R, yaitu menjadi musrik, nah itu haram,” ucapnya.
Kedua, musik menjadi haram kalau orang yang menyanyi fals. Karena, menurut Habib Ja’far, musik yang vokalisnya fals dapat menganggu orang lain, bahkan bisa mencelakakan orang lain.
“Kedua, kalau yang nyanyi fals. Itu musiknya haram,” kata Habib Ja’far.
Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya juga menyatakan, La Dharara wala Dhirar, yang artinya jangan memudaratkan diri dan orang lain. “Seorang muslim, seorang mukmin itu jangan sampai menganggu orang lain apalagi mencelakakan orang lain. Nah, suara yang sumbang itu bisa mencelakakakan orang lain,” jelas Habib Ja’far yang disambut dengan wata hadirin.
Sedangkan yang ketiga, jenis musik yang haram adalah suara sendok dan garpu ketika makan, yang mana saat itu ada tetanggamu yang hidup dalam kelaparan. “Nah yang ketiga, musik yang haram itu kata Jalaluddin Rumi itu, seorang sufi besar dari Persia adalah suara sendok dan garpumu ketika engkau makan, sedangkan tetanggamu kelaparan,” jelas Habib Ja’far.
“Tiga musik itu yang haram dalam Islam, selebihnya musik itu halal, bahkan baik. Saya sebut baik kenapa? Karena begitu banyak dakwah Islam itu justru didukung oleh musik dan semakin besar pengaruhnya karena musik,” ucapnya.
Karena itu, menurut Habib Ja’far, dalam acara Puncak Resepsi Harlah Satu Abad NU nanti juga akan menghadirkan artis dan seniman untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Di antaranya adalah Bang Haji Rhoma Irama.
“Ada banyak sekali musisi-musisi yang menyampaikan nilai-nilai Islam melalui musik. Dan seandainya tidak pakai musik mungkin akan kurang jos. Sampeyan coba saja bedakan shalawatan pakai musik dan shalawatan gak pakai musik. Kalau pakai musik kan terasa sekali kehadiran Nabi Muhamamad. Begitu syahdu kita mengikuti sholawatan ketika pakai musik,” kata Habib Ja’far.