Profesor Tafsir di Universitas Fatih Sultan Mehmet Vakif, Istanbul, Mustafa Ozel, mengatakan bahwa ketidakreligiusan merampas akal sehat orang, yang dapat menyebabkan kekacauan dalam masyarakat. "Setiap masyarakat dan setiap agama memiliki nilai-nilai spiritual dan sakral.
"Anda mungkin tidak memiliki hubungan positif dengan masyarakat atau agama mana pun. Namun, bukan berarti ini mengizinkan siapa pun untuk menghina lawan bicaranya. Pertama-tama, harus diingat agama memainkan peran positif dalam masyarakat dan dalam hubungan antar-komunitas. Selain itu, tidak boleh dilupakan masalah paling sensitif orang dan masyarakat adalah agama dan nilai-nilai spiritual mereka," ujar Ozel. Menolak dan menentang suatu agama berbeda dengan menghina agama itu, mempermalukan konsep, simbol dan sumber dayanya, dalam upaya untuk mencoba membuatnya tidak berharga.
Dia menyebut orang yang berakal sehat tidak pernah menghina nilai-nilai sakral mereka. Sikap dan perilaku yang salah seperti itu disebut dapat mengarah pada permusuhan, kebencian dan kekerasan. Kehidupan Nabi Muhammad adalah bidang lain di mana umat Islam dapat belajar bagaimana menanggapi kebencian, kata Ozel.
Salah satu anekdot Nabi Muhammad SAW yang paling banyak dibagikan melibatkan seorang wanita tua yang, karena kebencian terhadap utusan Islam, melemparkan sampah ke arahnya setiap kali dia melewati rumahnya.
Karena Nabi SAW melihat tidak ada sampah yang dilemparkan ke arahnya pada suatu hari tertentu, dia bertanya tentang wanita itu dan mengetahui bahwa dia sedang sakit.
Nabi SAW pun pergi menemuinya dan menawarkan bantuan. Wanita itu merasa malu dengan tindakannya pada masa lalu, yang mana Nabi langsung memaafkannya.
Contoh lain tentang kebaikan menang atas kejahatan lagi-lagi melibatkan Nabi Muhammad. Menurut berbagai hadis, kumpulan catatan kehidupan Nabi, kemenangan Muslim atas Makkah membuktikan bagaimana Muhammad menahan diri untuk tidak membalas dendam pada kerabatnya, yang telah menyiksanya dan para sahabat hingga mereka terpaksa berlindung di Madinah.
Setelah mengalahkan para pesaingnya, terutama para anggota penguasa kuat bernama Quraisy, Nabi SAW memasuki Makkah dan bertanya kepada mereka: "Hai Quraisy, apa pendapatmu tentang perlakuan yang harus aku berikan kepadamu? Mereka berkata: 'Rahmat, wahai Nabi Allah SWT, Kami tidak mengharapkan apa-apa selain kebaikan dari-Mu'.”
“Aku berbicara kepadamu dengan kata-kata yang sama seperti yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya. Hari ini tidak ada teguran terhadapmu, 'Pergilah, kamu bebas,” jawab Nabi sesuai hadis.
Sumber: trtworld