REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya memberikan akses pendidikan yang merata dan tak membeda-bedakan madrasah negeri maupun swasta.
"Saya ingin seluruh jajaran Direktorat Pendidikan Islam ini mampu memberikan akses pendidikan dan pelayanan pendidikan terbaik dan setara bagi semua anak bangsa," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan dia dalam Rapat Koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Ia meminta Ditjen Pendis dapat memberikan akses pendidikan yang berkualitas bagi setiap madrasah di Indonesia.
"Bagaimana caranya dengan segala yang ada di Kementerian Agama, silakan Bapak Dirjen dan seluruh jajarannya atur itu," kata Yaqut.
Ia juga meminta jajarannya melakukan akselerasi proses transformasi digital. Namun, katanya, proses itu harus didesain dengan baik agar memudahkan seluruh elemen madrasah, baik siswa maupun guru, bukan malah merepotkan mereka.
"Jadi bagaimana transformasi digital itu harus dimaknai sebagai proses yang mempermudah segala urusan, bukan sebaliknya," kata dia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam M Ali Ramdhani mengungkapkan empat isu strategis berdasarkan analisis mengenai hal-hal yang menjadi problematika dalam ruang lingkup pendidikan Islam.
Pertama, katanya, aksesibilitas terhadap lembaga pendidikan yang berkualitas. Kedua, meningkatkan kualitas, relevansi dan daya saing. Ketiga, pengaturantata kelola, akuntabilitas, dan citra publik. Keempat, moderasi beragama.
Di samping itu, Ditjen Pendis selalu berupaya menciptakan guru-guru yang profesional. "Ditjen Pendis dalam menyiapkan guru memiliki unsur 4K, yaitu membangun kualifikasi, membangun kompetensi, menata karir, dan yang terakhir adalah kesejahteraan," katanya.