Kamis 12 Jan 2023 17:50 WIB

Sejumlah Ulama Timur Tengah Puji China Atas Muslim Xinjiang, Aktivis Uighur Meradang  

Aktivis Uighur menilai pujian ulama Timur Tengah atas China cederai Muslim Xinjiang

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Warga berbaris di dalam Pusat Layanan Pelatihan Pendidikan Keterampilan Kejuruan Kota Artux yang sebelumnya telah terungkap oleh dokumen yang bocor menjadi kamp indoktrinasi paksa di Taman Industri Kunshan di Artux di wilayah Xinjiang China barat (Ilustrasi). Aktivis Uighur menilai pujian ulama Timur Tengah atas China cederai Muslim Xinjiang
Foto:

Pemerintah China dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya di wilayah Xinjiang Timur dan melakukan pelanggaran yang oleh beberapa orang disebut sebagai genosida. Meskipun China  menyangkal semua tuduhan pelecehan.

Uighur kecewa

Sementara Abduweli Ayup, seorang aktivis bahasa Uighur dari Kashgar, menggambarkan perjalanan itu sebagai penutup kejahatan China terhadap Uighur di Xinjiang. 

Dia mengaku sangat marah oleh perwakilan dari Arab Saudi, rumah bagi situs-situs paling suci Islam, yang menghadiri delegasi tersebut. Ayup juga menceritakan betapa kecewanya dia melihat para sarjana Bosnia berpartisipasi dalam kunjungan tersebut.

"Ketika genosida Bosnia terjadi, saya ingat bagaimana orang Uighur di Kashgar, tempat asal saya, mengumpulkan uang untuk orang Bosnia," kata Ayup kepada MEE.

"Sekarang pria dan wanita Muslim yang sama itu mendekam di kamp konsentrasi China karena mereka berani mempraktikkan keyakinan mereka di China,"tambahnya.

Anggota delegasi WMCC lainnya yang ikut termasuk penasihat Presiden Mesir Abdel Fateh el Sisi untuk urusan agama Usaama Al Azhari dan penasihat Perdana Menteri Tunisia Mestaoui Mohamed Slaheddine.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran Emirati Al Ain, Azhar pada hari Senin menggambarkan China  sebagai "saudara" dan mengatakan bahwa kunjungan itu penting untuk bertukar pengalaman memerangi terorisme.

Tahun lalu, Menteri Luar Negeri China  menghadiri pertemuan Organisasi Negara-Negara Islam (OKI) di Islamabad dengan para juru kampanye Uighur mengkritik badan tersebut karena tidak angkat bicara tentang penderitaan mereka.

Baca juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni

Kunjungan terakhir delegasi ini dilakukan setelah klaim bahwa Mesir, UEA, dan Arab Saudi telah mendeportasi warga Uyghur ke China  meskipun ada kekhawatiran atas keselamatan mereka jika dipulangkan.

April lalu, Amnesty International meminta Arab Saudi untuk segera membebaskan empat warga Uighur, termasuk seorang gadis berusia 13 tahun dan ibunya, yang berisiko dibawa ke kamp interniran yang represif jika dikirim kembali ke China. 

 

Buheliqiemu Abula dan putri remajanya ditahan di Makkah dan diberitahu oleh polisi bahwa mereka akan dideportasi ke China. Abula adalah mantan istri Nuermaimaiti Ruze, yang juga ditahan di Arab Saudi pada 2020 setelah mereka menunaikan ibadah haji.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement