REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan santri, ribuan web pesantren, dan ribuan pengguna kartu santri nirtunai se-Indonesia telah menjadi pengguna aktif program Pesantren Go Digital (PGD) dari PT Telkom.
Menurut Squad Leader PGD, Hani Buntari, detil pencapaian tersebut adalah ada 1.125 pesantren yang mengikuti program literasi digital, 1.615 pesantren berhasil membangun web pesantrennya, melahirkan lebih dari 2000 santri digital, serta 2.615 pengguna Kartu Santri dari sedikitnya 13 pesantren se-Indonesia.
"Sejak dirilis 2021 lalu, antusiasme pesantren demikian tinggi. Bahkan kami tidak bisa approval semua permintaan yang ada," ujar Hadi dalam keterangan pers, Selasa (10/1/2023).
Namun, tahun ini pihaknya mencoba fasilitasi semua. "Karena target kami tahun ini akan bertambah 100 pesantren untuk semua program kami," katanya.
Program PGD, kata dia, utamanya terdiri dari layanan kartu santri, website builder, e-commerce, dakwah digital, dan konektivitas serta sedang dikembangkan sistem manajemen Pesantren. Kartu Santri memudahkan administrasi dan transaksi santri di lingkungan pesantren, website builder mendorong pesantren memiliki websitenya sendiri untuk berinteraksi dengan masyarakat global.
Kemudian, kata dia, e-Commerce akan memasarkan produk unggulan pesantren secara online maupun offline dan layanan dakwah digital menjadikan santri sebagai kontributor ekslusif untuk video dakwah dan konektivitas agar pesantren terhubung ke internet.
Sepanjang 2022 lalu, kata dia, pesantren yang mengikuti program Kartu Digital Santri antara lain Pesantren Riyadul Jannah Cikarang, Bekasi, Pesantren Nurul Hidayah, Bojongnangka, Banten, Pesantren Hidayatuttholibin Indramayu, Pesantren Abu Abdillah, Lombok, NTB, dan Pesantren Sabilul Muttaqin, Demak.
Kemudian, kata dia, Pesantren Roudlotul Ulum, Bandung, Pesantren Nurul Falah, Bogor, Pesantren MBS Wanayasa, Barjarnegara, Mahad Aisyiyah, Sragen, Pesantren Mambaul Huda, Pekalongan, dan Pesantren Istana Quran, Barjarnegara.
Hani menjelaskan, sesuai dengan visi awal PT Telkom merilis Pesantren Go Digital sekaligus relevan dengan visi Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama awal Februari nanti, yaitu transformasi digital Pesantren, sudah banyak terealisir melalui program tersebut.
"Pesantren yang sudah adopsi Kartu Santri jadi tahu preferensi santri saat bertransaksi di kantin atau koperasi pesantren, mereka jadi bisa memperkirakan apa saja jajanan yang harus banyak disiapkan. Masalah klise seperti uang santri hilang pun berkurang banyak setelah adopsi kartu cashless ini," paparnya.
Kartu digital Santri juga, kata dia, memudahkan koordinasi pihak pesantren dengan orangtua santri. Selain tentunya pengelolaan keuangan institusi pesantren yang sebelumnya dikelola manual, telah berubah kelolaan lebih digital.
Selain itu, kata dia, santri yang sudah menguasai ilmu agama jadi lebih percaya diri dengan juga menguasai ilmu digital. Bahkan, sebanyak tiga santri peserta PGD memperoleh beasiswa LPDP khusus Santri setelah memberikan sertifikat belajar literasi digitalnya.
Sementara menurut Wahyudi, Tribe Leader Smart Village and Community PT Telkom, PGD adalah ikhtiar bersama antara PT Telkom dengan pemerintah dan komunitas pesatren dalam mewujudkan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia di tahun 2024.
Menaikkan level peradaban santri, kata dia, menjadi hal yang memungkinkan jika bersama dengan PT Telkom. Sebab, selain tersedia berbagai layanan teknologi digital mutakhir, BUMN Teknologi Informasi Komunikasi tersebut juga siap dengan aneka sarana prasarana pendukung terkait.
"Platform digital yang lebih advance seperti Big Data, API Factory, Internet of Things, Cloud Computing, Customer Engagement, dan lainnya juga sudah kami miliki. Dari sisi sarana, Telkom sudah memiliki Indonesia Digital Network untuk hadirkan jaringan internet dengan keberadaan fiber optik sepanjang 164.912 km atau mencakup cakupan layanan internet 99 persen dari populasi Indonesia," paparnya.