REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah kecaman pada halaman depan di sebuah surat kabar yang berafiliasi dengan komunitas agama Ortodoks Israel pada Rabu (4/1/2023) mengungkap perpecahan atas tindakan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir. Sehari sebelumnya, Ben-Gvir menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa.
Editorial Yated Neeman, sebuah surat kabar yang melayani komunitas Hasid Israel, berjudul Provokasi di Temple Mount, Blitz Kecaman Dunia. Yated Neeman menulis kunjungan Ben-Gvir adalah provokasi yang tidak perlu dan berbahaya yang juga mengakibatkan kecaman global.
Dilansir dari Middle East Eye, Kamis (5/1/2022), surat kabar itu berafiliasi erat dengan aliansi politik United Torah Judaism (UTJ), yang menandatangani perjanjian koalisi dengan partai Likud Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu. Editorial tersebut mengatakan penyerbuan Masjid Al-Aqsa akan membahayakan nyawa orang Yahudi secara tidak perlu.
"Apa nilai 'putaran kemenangan' beberapa menit di depan kamera terlepas dari harapan keuntungan media?" kata surat kabar itu, menambahkan ini adalah tindakan sia-sia yang penuh dengan kebodohan.
Surat kabar itu mengatakan tindakan Ben-Gvir dimainkan oleh kelompok-kelompok seperti Hamas, yang akan menggunakan tindakan sia-sia dan bodoh (Ben-Gvir) untuk meyakinkan warga Palestina bahwa orang Yahudi berencana menghancurkan Masjid Al-Aqsa. Yated Neeman juga menunjukkan Ben-Gvir mengunjungi situs tersebut meskipun ada larangan ketat dalam undang-undang Israel tentang akses ke Al-Aqsa, yang dikenal sebagai Temple Mount bagi orang Yahudi.
Menyusul kecaman itu, anggota parlemen Israel Moshe Gafni, seorang anggota koalisi UJT, mengatakan, "Tidak ada yang diperoleh dari ini, kecuali mengejek seluruh dunia." Gafni menambahkan tidak masuk ke situs itu bukan berarti orang Yahudi melepaskan haknya atas situs tersebut.
"Fakta Anda tidak pergi ke sana bukan berarti itu bukan milik saya, sebaliknya, itu adalah Tempat Mahakudus," katanya.
Kunjungan Ben-Gvir juga menuai kecaman dari Sephardi Chief Rabbi Yitzhak Yosef. "Sebagai menteri yang mewakili pemerintah Israel, anda harus bertindak sesuai dengan instruksi Kepala Rabi, yang telah lama melarang kunjungan ke Temple Mount," kata Yosef.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan situs kuil Yahudi yang dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 Masehi. Sejak Israel menduduki situs tersebut setelah perang Timur Tengah 1967, ibadah orang Yahudi di situs tersebut telah dilarang, meskipun pemukim sayap kanan, seperti Ben-Gvir, sering berdoa di sana dengan pengamanan ketat dalam beberapa tahun terakhir.