REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki mengatakan tindakan provokatif Menteri Keamanan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa tidak dapat diterima.
Dalam panggilan telepon dengan rekannya dari Israel pada Rabu, Menteri Luar Negeri Turki mengatakan tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel terhadap Masjid Al-Aqsa tidak dapat diterima.
Mengingat sensitivitas dan harapan negara mengenai perjuangan Palestina, Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada Eli Cohen, "Kami menemukan tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terhadap Masjid Al-Aqsa tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
"Turki mengharapkan segala jenis tindakan provokatif dihindari," kata Cavusoglu, yang mendasari pentingnya menjaga status Masjid Al-Aqsa, dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (5/1/2023).
Diplomat Turki itu juga memberi selamat kepada Cohen karena telah mengambil alih. Pada Selasa lalu, Menteri Keamanan Nasional Israel yang baru Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Al-Aqsa meskipun ada peringatan tindakan tersebut akan memicu kerusuhan. Aksi itu memicu badai kecaman dari negara-negara di seluruh dunia.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi, sementara itu, menyebut daerah itu Temple Mount, mengatakan itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Israel menganeksasi seluruh kota pada 1980, dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.