Kamis 29 Dec 2022 15:44 WIB

Universitas Johns Hopkins Sediakan Makanan Halal dan Ruang Ibadah Mahasiswa Muslim

Mahasiswa Muslim juga dilibatkan dalam pencarian khatib baru di kampus.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Kampus Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Amerika Serikat (AS). Universitas Johns Hopkins Sediakan Makanan Halal dan Ruang Ibadah Mahasiswa Muslim
Foto: About Islam
Kampus Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Amerika Serikat (AS). Universitas Johns Hopkins Sediakan Makanan Halal dan Ruang Ibadah Mahasiswa Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Johns Hopkins memperluas akses bagi mahasiswa Muslim terhadap makanan halal maupun ruang ibadah. Dilansir di About Islam, Kamis (29/12/2022), salah satu dukungan kampus adalah memberikan kunci baru di mushala dan memberikan pilihan makanan halal di kampus.

Kedua hak itu menduduki puncak daftar tuntutan mahasiswa Muslim di Universitas Johns Hopkins selama berbulan-bulan. “Kami diberi tahu bahwa hal-hal sedang dikerjakan, tetapi sulit untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan. Kami merasa di luar kendali dan bertanya-tanya apakah kekhawatiran kami tidak ditanggapi dengan serius karena kami adalah mahasiswa,” kata Wakil Presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim Mazin Elshareif. 

Baca Juga

Elshareif yang kelompoknya memiliki sekitar 50 anggota aktif ini menambahkan, kurangnya kunci di pintu ruang sholat universitas menjadi masalah awal tahun ini ketika mahasiswa non-Muslim memasuki ruangan dan mengganggu mahasiswa yang sedang sholat. Adapun makanan halal tidak banyak tersedia di kampus, meskipun makanan halal untuk mahasiswa Yahudi tersedia. 

Dengan melihat adanya sedikit kemajuan selama beberapa bulan, kelompok tersebut mendekati kantor Dewan Hubungan Islam Amerika di Maryland untuk mencari bantuan. 

Solusi yang ditunggu-tunggu 

Direktur Dewan Maryland Zainab Chaudry membantu menghubungkan para siswa dengan Charles Lu, dekan keragaman dan inklusi Hopkins. Lu berjanji mengganti pintu mushala dan memperluas pilihan makanan halal di kampus dan mengikutsertakan siswa Muslim dalam pencarian khatib baru di kampus. 

“Langkah-langkah ini mencerminkan universitas memprioritaskan kebutuhan mahasiswanya,” kata Chaudry. 

Lu mengatakan, dia berterima kasih atas kesempatan bertemu dengan anggota asosiasi dan menegaskan kembali dukungan universitas untuk mahasiswa Muslim. “Advokasi mahasiswa Asosiasi Muslim Universitas Johns Hopkins tentang masalah ini membantu memastikan setiap anggota komunitas kami tahu dengan pasti mereka berarti di Johns Hopkins,” kata Lu. 

Johns Hopkins MSA adalah kelompok agama mahasiswa yang dibuat dengan tujuan membina hubungan mahasiswa Muslim satu sama lain dan dalam komunitas Hopkins, Baltimore, dan Maryland yang lebih luas. Kelompok ini berusaha memperkaya kehidupan spiritual dan sosial mahasiswa, staf, pascadoktoral, dan residen medis di Universitas Johns Hopkins.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement