Senin 19 Dec 2022 15:13 WIB

Menjelang Satu Abad Muhammadiyah Garut

Garut merupakan kota pertama berdirinya Muhammadiyah di Jawa Barat.

Menjelang Satu Abad Muhammadiyah Garut.
Foto: Suara Muhammadiyah
Menjelang Satu Abad Muhammadiyah Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, Kota Garut atau yang biasa kita kenal dengan Kota Intan ini dijuluki langsung oleh Bung Karno pada tahun 1990-an. Pada saat itu, Bung Karno mengunjungi Kabupaten Garut, dalam rangka kunjungan kedinasan.

Bung Karno melihat keadaan lingkungan Garut sangat bersih, pemandangannya yang indah, masyarakatnya yang tertib, dan nyaman bagi para tamu. Intan merupakan kepanjangan dari indah, tertib, aman, dan nyaman.

Baca Juga

Selain terkenal dengan Kota Intan, juga dikenal dengan julukan Swiss van Java karena keindahan alam utamanya pegunungan yang mirip dengan pegunungan di Swiss. Oleh karenanya, banyak wisatawan menjulukinya dengan Swiss van Java.

Garut merupakan kota pertama berdirinya Muhammadiyah di Jawa Barat dan merupakan cabang Muhammadiyah terbesar yang memiliki banyak amal usaha di daerah Jawa Barat. Pada tahun 1922 Garut sudah menjadi bibit kegiatan Muhammadiyah di tanah Pasundan (Keresidenan Priangan).

Kedatangan Hamka pada saat Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-3 tahun 1963, menjadi rekam jejak Hamka dengan Kota Garut. pada saat tahun 1940 Hamka bersama kalangan Muhammadiyah di Garut nampak hadir menghadiri Conferensi Muhammadiyah se-Indonesia agenda ini semacam Konferensi Pimpinan Muhammadiyah setingkat Tanwir saat ini, yang bertempat di Kota Garut.

Kedekatan Hamka dengan Muhammadiyah Garut juga bisa ditemukan dalam catatan 70 tahun Buya Hamka (Yayasan Nurul Islam. 1978). Muhammadiyah Cabang Garut didirikan dengan Surat Ketetapan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta No.18/Pr tanggal 30 Maret 1923 M yang bertepatan dengan 12 Sya’ban 1341 H meskipun dari sumber lain ada yang menyebutnya pada tanggal 30 November 1923 yang dirintis oleh H. M. Djamhari, Wangsa Eri, Masjamah, dan H.M.Gazali Tusi.

Fenomena penyebaran gerakan Muhammadiyah di Kota Garut nampaknya memiliki kesamaan dengan yang terjadi di daerah-daerah lain. Penyebaran Muhammadiyah sedikit banyak terjadi melalui interaksi para pedagang di Kota Garut. Oleh karena itu, anggota Muhammadiyah di Garut umumnya pedagang dan petani yang mempunyai waktu yang lebih bebas sehingga dapat mengikuti gerak dan amal usaha Muhammadiyah dengan lebih luas.

Amal usaha yang didirikan ialah sebuah Masjid dan Sebuah Madrasah di Kampung Lio, yang sekarang Jalan Gunung Payung, tanah dari wakaf Alm. Bapak Mas’amah yang sekarang telah menjadi pusat kegiatan Muhammadiyah. Pada tahun 1953 dibangun Masjid. Selain itu pemuda Muhammadiyah juga sudah aktif dalam penyaluran Zakat Fitrah, dan Qurban.

Pada saat setengah abad Muhammadiyah di Garut, sudah banyak yang menghidupkan pengajian yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting di Kota Garut. Muhammadiyah Garut di setengah abadnya juga telah melakukan intensifikasi dan efisiensi tabligh melalui media komunikasi modern  dakwah yaitu radio dan pemancar amatir.

Di zaman penjajahan belanda Muhammadiyah cabang Garut mempunyai standaardschool bersubsidi dan Institut Muhammadiyah namun pada saat pendudukan Jepang sudah ditiadakan.  Saat ini, di Kota Garut terdapat tiga buah SD, Sebuah SMP, Sebuah SMA, sebuah SMEA, sebuah PGA 6 th, 3 buah Madrasah Muhammadiyah. Tidak banyak sekolah yang bisa didirikan oleh Muhammadiyah Garut, melihat Garut merupakan kota kecil di daerah Jawa Barat.

Selain itu, pengurus dari Masjid Istri, Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah Garut, berterimakasih kepada yang telah membantu mengedarkan kupon untuk mendukung berdirinya masjid istri Muhammadiyah Aisyiyah di Garut, yang akan menjadi tempat perkumpulan para Aisyiyah. Dalam waktu 50 tahun Muhammadiyah berdiri di Garut, sudah banyak yang dicapai dalam tajdid soal aqidah, ibadah, maupun akhlak. Pada tanggal 15 September tahun 1971 Muhammadiyah cabang garut dapat membuka Kantor sendiri di Jl A.Yani 132.

Dari Kota Garut, Muhammadiyah menyebar ke beberapa Kota di daerah Jawa Barat, salah satu Kota yang mendapat pengaruh besar penyebaran Muhammadiyah Garut adalah Tasikmalaya. Muhammadiyah Garut saat ini memiliki 38 Pimpinan Cabang dan 260 Pimpinan  Ranting.

Amal usaha lain dari Muhammadiyah Garut yaitu terdapat 30 SD, 35 MTs, 24 MA, dan 10 Pesantren, 2 Perguruan Tinggi namun masih setingkat Sekolah Tinggi dan juga ada 2 Poli Klinik. Selain itu hal yang sangat menunjang pada periode kali ini sesuai dengan program MUSYDA untuk ingin punya gedung dakwah Muhammadiyah di Garut akhirnya bisa terwujud sudah punya Gedung Dakwah yang lokasinya sangat strategis, terdiri dari dua lantai, tempatnya berada di Jl. Pembangunan No.105. Panti Asuhan juga ada 2 dan sekarang sedang membangun Panti Asuhan khusus putri tanah ini merupakan hasil dari waqaf.

Kemudian dari hasil wawancara dengan PDM Muhammadiyah Garut, lebih dari 30 hektare tanah yang telah diwaqafkan (sawah, kebun, rumah) oleh orang-orang yang mayoritas bukan dari orang Muhammadiyah, hal ini merupakan bentuk kepercayaan ummat terhadap Muhammadiyah. Beliau juga menyampaikan bahwa pada periode sekarang ini, belum tercapai pembangunan RS Muhammadiyah, namun saat ini sedang membangun pesantren Darul Arqam 2. 

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/12/19/menjelang-1-abad-muhammadiyah-garut/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement