Senin 19 Dec 2022 09:51 WIB

Malu

Malu adalah salah satu ciri keistimewaan akhlak Islam.

Ilustrasi malu adalah salah satu ciri keistimewaan akhlak Islam.
Foto: Pixabay
Ilustrasi malu adalah salah satu ciri keistimewaan akhlak Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Syarifuddin   

Malu adalah sifat yang dipuji oleh semua makhluk, tidak terkecuali hewan. Karena, semua makhluk, khususnya manusia, tidak mau atau benci kalau dikatakan tidak bermoral, tidak beradab, aibnya diketahui orang, dan sebagainya. Malu adalah fitrah manusia.

Baca Juga

Dalam Islam, malu adalah salah satu ciri keistimewaan akhlak Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, ''Sesungguhnya, setiap agama memiliki keistimewaan akhlak. Dan, keistimewaan akhlak Islam adalah malu.''

Bahkan, dalam hadis lain, Nabi bersabda, ''Malu adalah sebagian daripada iman.'' Artinya, tidak sempurna iman seseorang kalau dia tidak memiliki sifat malu. Dan, Abu Na'im dalam kitab Mukhtarul Ahadist meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, ''Malu dan iman keduanya selalu berbarengan.

Apabila salah satu di antaranya lenyap, yang lainnya pun akan lenyap pula.'' Karena, ''Malu tidak mendatangkan, kecuali kebaikan.'' (HR Syaikhan).Iman dalam Islam memiliki tiga komponen yang saling berkaitan erat, tidak dapat dipisahkan, yaitu keyakinan, ikrar, dan amal perbuatan.

Apabila rasa malu hilang, seluruh kebaikan pun akan lenyap. Kalau kebaikan lenyap, apa yang dapat kita harapkan dari kehidupan dunia ini? Dan, yang harus kita waspadai adalah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Fitan, ''Sesungguhnya, Allah apabila ingin menghukum hamba-Nya, salah satu tandanya adalah hilangnya rasa malu.''

Maka, dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, kita harus memupuk rasa malu agar kebahagiaan, ketenteraman, dan keamanan dapat terwujud. Semua komponen masyarakat harus terlibat, baik pemimpin, cendekiawan, ulama, maupun rakyat. Karena, semua komponen saling memiliki ketergantungan.

Malu bila mencuri hak rakyat, malu bila tidak bisa berbuat maksimal untuk kemaslahatan rakyat, malu bila menerima gratifikasi dalam ''baju'' parsel, dan sebagainya.

Ulama atau cendekiawan yang berfungsi sebagai penengah juga harus berbekal malu yang banyak. Malu bila mau diperalat penguasa, malu bila tidak bisa memberikan masukan yang positif bagi rakyat, dan malu bila menyembunyikan ilmu yang dimiliki. Semoga Allah SWT selalu menuntun, membimbing, dan melindungi pemimpin, ulama, dan rakyat negeri ini. Amin Ya Rabbal Alamin.

sumber : republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement