Sebagai Ketum PBNU, yang pertama-pertama dilakukan Gus Yahya adalah membangun NU secara keorganisasi. Sehingga, kata dia, NU kedepannya akan mampu bergerak sebagai ketentuan strategis yang bsia ikut menentukan nasib Indonesia dan bahkan peradaban dunia.
“Bagiamana cara menghidupkan Gus Dur? Kalau saya sendiri tidak mungkin bisa, tapi saya punya pasukan generasi penuh, murid-murid, pengikut-pengikut Gus Dur yang siap sepenuh hati ikut berjuang untuk mewujudkan cita-cita Gus Dur,” ucapnya.
Dalam Haul ini jug ada penampilan monolog dari putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid, Talkshow bersama Bu Nyai Hj Shinta Nuriyah Wahid tentang perjuangan Gus Dur saat menjadi Ketum PBNU, penampilan Abioso soal ‘keberagaman’, serta penampilan dari LESBUMI dan Tunas Muda.
Haul ini juga diisi dengan tausiah dari sahabat dekat Gus Dur, yakni KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Dalam tausiyahnya, Gus Mus menyampaikan sejumlah keteladanan Gus Dur pada saat berkhidmat di NU.
“NU itu bukan tujuan dan ternyata Indonesia pun bukan tujuan juga untuk Gus dur, tujuannya adalah dunia kemanusiaan,” jelas Gus Mus.
Selain itu, Gus Mus juga menceritakan sosok kiai yang pertama kali melakukan pembaharuan NU, yaitu Mahfudz Shiddiq yang memimpin NU saat usianya masih 30 tahun. KH Mahfudz Siddiq menduduki posisi Ketua PBNU periode 1937-1946.
“Kalau malam ini temanya Pembaharuan NU, pembaharuan pertama menurut saya dilakukan oleh KH Mahfudz Shiddiq. Beliau itu otodidak. Beliau organisatoris, tapi enggak tahu darimana dia belajar organisasi. NU rapi itu zaman KH Mahfudz Shiddiq,” kata Gus Mus.
Selain itu, dalam acara Haul ini juga ada testimoni dari sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama mengenai sepak terjang Gus Dur. Hingga akhirnya, acara Haul ini kemudian ditutup dengan doa yang dibacakan oleh KH Hussein Muhammad.