Selasa 13 Dec 2022 05:41 WIB

Lembaga Falakiyah NU Tegaskan Kembali Posisi Hilal dan Waktu Subuh

Menegaskan kembali Subuh dimulai ketika matahari berada di ketinggian -20 derajat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Lembaga Falakiyah NU Tegaskan Kembali Posisi Hilal dan Waktu Subuh
Foto: Antara/Rahmad
Lembaga Falakiyah NU Tegaskan Kembali Posisi Hilal dan Waktu Subuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di STMIK/AMIK Bandung, Jawa Barat pada 9-11 Desember 2022. Dalam Rakernas ini, para ahli falak dan ahli fikih menegaskan kembali posisi hilal dan awal waktu Subuh. 

"Memang sebenarnya yang diusung pada Rakernas ini lebih menegaskan kembali reposisi hilal pascamuktamar di Lampung dan waktu Subuh," ujar Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa saat dihubungi Republika.co.id, Senin (12/12/2022).

Baca Juga

Saat NU melaksanakan Muktamar ke-34 di Lampung, menurut dia, ada beberapa keputusan dari forum Bahtsul Masail yang terkait dengan reposisi hilal. Kemudian, hal itu disosialisasikan kembali ke seluruh PWNU dan PCNU yang hadir dalam Rakernas. 

"Yakni pertama, menegaskan kembali kalau posisi hilal di bawah ufuk pada saat ijtima. Artinya, pada tengah hari ijtima, itu ketika Maghrib itu posisi hilal di bawah ufuk, maka tidak ada instruksi rukyah dari LF PBNU atau Kemenag," ucap dia. 

Kedua, menurut dia, kalau posisi hilal setelah Ijtima pada saat Maghrib sudah terlalu tinggi, yang sekiranya kalau diikmalkan (digenapkan) malam itu tanggal 30, maka bulan berikutnya nantinya hanya berumur 28 hari. 

"Maka, malam itu meskipun tidak ada hasil rukyah, maka tetap diisbatkan. Nah, itu adalah hasil yang diputuskan pada saat Bahtsul Masail di Lampung,"  kata Kiai Sirril.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement