REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Sebuah Alquran yang hancur ditinggalkan di dekat pintu masuk masjid di Stockholm, Jumat (2/12/2022). Aksi ini disebut masuk dalam serangan Islamofobia.
Gambar yang dibagikan oleh Masjid Stockholm menunjukkan kitab suci umat Islam yang rusak dirantai dan digantung di pagar besi di luar masjid. Dilansir di Anadolu Agency, Sabtu (3/12/2022), dalam sebuah pernyataan pihak masjid mengatakan mereka dan jamaahnya telah sering menerima ancaman seperti itu.
Masjid tersebut telah mengalami serangan Islamofobia sebelumnya, seperti grafiti anti-Islam dan tulisan yang dilukis di pintunya. Tidak hanya itu, mereka menyebut foto dan informasi tentang insiden tersebut memang sengaja dibagikan, tujuannya menarik perhatian publik dan mencegah kejahatan kebencian dinormalisasi.
Sejumlah insiden vandalisme dilaporkan terjadi di masjid Stockholm. Seringnya, gambar vandalisme yang ditorehkan adalah logo swastika Nazi.
Kejadian ini tercatat terjadi dua kali pada 2022, yaitu pada Januari dan Maret. Dalam sebuah pernyataan, pengurus masjid mengatakan simbol swastika besar diukir menggunakan tinta semprot di pintu masjid.
Manajemen pun mengutuk keras insiden tersebut. Kala itu, mereka mengatakan masjid telah menghadapi serangan rasialis seperti itu selama bertahun-tahun.
“Anggota masjid kami dan komunitas sangat terganggu oleh serangan semacam itu. Sayangnya, meskipun banyak serangan rasialis, pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Islamofobia dan ujaran kebencian,” katanya.
Menurut televisi pemerintah Swedia SVT, sebanyak 22 serangan rasialis tercatat di masjid Stockholm pada 2017. Di tahun berikutnya, 23 serangan lain tercatat sejak awal tahun.