REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peringatan Hari Santri tidak hanya dirayakan di Indonesia, tapi juga oleh para santri diaspora di Korea Selatan (Korsel). Perayaan tahun ini terasa berbeda, karena kehadiran Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
"Khusus kepada para santri yang ada di Korsel, saya minta terus menjaga kedaulatan negara. Hargai perjuangan para kiai dan pejuang, termasuk muassis (pendiri) NU, yang telah berjuang mendirikan NKRI," ucap Menag dalam keterangan yang didapat Republika, Senin (17/10).
Peringatan Hari Santri tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Korea Selatan. Hadir di lokasi para santri dan diaspora Indonesia yang tinggal di Korea Selatan.
Ikut mendampingi Gus Men adalah Staf Khusus Wibowo Prasetyo dan Abdul Rochman, Dirjen Pendis Ali Ramdhani, Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kartimi, Tenaga Ahli Menag Anna Hasbie, serta Kasubbag TU Ditjen Pendis Aziz Hakim. Tak ketinggalan hadir juga para atase KBRI Korea Selatan.
"Para muassis jami'iyah Nahdlatul Ulama, seperti Hadratus Syeikh Mbah KH Hasyim Asy'ari, Mbah KH Bisri Syansuri, Mbah KH Wahab Chasbullah, ikut berjuang memerdekakan Indonesia dan sepakat dengan NKRI. Mari kita jaga kedaulatan bangsa dan negara kita dengan menghargai perjuangan beliau, para kiai," lanjut Menag.
Lebih lanjut, ia menyebut hidup di negeri orang harus memegang teguh peribahasa, 'Di mana bumi dipijak di situ negeri dijunjung'. Artinya, setiap orang Indonesia atau pekerja Indonesia yang bekerja atau tinggal di negeri orang harus menjaga nama dan martabat bangsa dan negara.
Ia menitip pesan agar jangan sampai membuat malu negara Indonesia. Setiap pihak harus menjaga nama dan citra Indonesia di mata dunia.
Gus Men (panggilan akrabnya) juga mengingatkan saat ini masih saja ada kelompok-kelompok yang membawa identitas keagamaan untuk tujuan-tujuan politik tertentu, termasuk di luar negeri. Tujuan dari hal ini adalah untuk menjelekkan Indonesia dan pemerintah.
Karena itu, ia berpesan agar warga Indonesia terutama kaum muslim, untuk mewaspadai setiap gerakan yang ingin merongrong kewibawaan pemerintah.
"Waspadai setiap upaya yang menganggu citra baik Indonesia. Masih saja ada beberapa kelompok keagamaan yang meneriakkan narasi NKRI bersyariah, khilafah, dan sebagainya," kata dia.
Ia lantas menegaskan bentuk negara Indonesia sudah final, yang mana entitas ketatanegaraan yang bernama NKRI itu dibentuk atas dasar keberagamaan. Indonesia didirikan oleh beragam suku, agama dan adat istiadat.
"Selalu saya mengatakan, tidak ada Indonesia kalau tidak ada Jawa, Sunda, Batak, Minang, Aceh, dan sebagainya. Tidak ada Indonesia kalau tidak ada Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu. Indonesia ada karena perbedaan dan keberagaman yang menguatkan kita," ujarnya.
Terakhir, ia meminta warga Indonesia, terutama yang berada di Korea Selatan, jangan pernah ikut gerakan atau narasi yang menginginkan Indonesia diubah menjadi negara agama.
Peringatan Hari Santri 2022 bertepatan momen Maulid Nabi Muhammad saw. Menag Yaqut pun mengajak para santri dan diaspora di Korsel untuk mencontoh akhlak dan perilaku Nabi Muhammad yang santun.
Menurutnya, Nabi adalah sosok atau figur yang baik, selalu menjaga martabat dirinya dan kaumnya. "Teladani akhlak baik Nabi Muhammad agar hidup lebih tertata dengan baik," kata dia.