Rabu 12 Oct 2022 12:20 WIB

Sosok Pencinta Sejati Menurut Kitab Al-Hikam

Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam ungkap seorang pecinta sejati.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa seorang pecinta sejati tidak akan meminta balasan apapun dari kekasihnya. Jika seorang hamba benar-benar mencintai Allah SWT, ia tidak akan meminta atau menuntut imbalan kepada Allah SWT. Jika seorang hamba melaksanakan ibadah wajib, maka dilaksanakannya dengan ikhlas, bukan karena menginginkan sesuatu.

"Seorang pecinta tidak akan mengharapkan kompensasi atau meminta penawaran kepada kekasihnya. Pecinta sejati adalah orang yang berkorban untuk kamu, bukan kamu yang berkorban untuknya." (Syekh Athaillah, Al-Hikam)

Baca Juga

Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017 menjelaskan maksud Syekh Athaillah terkait pecinta sejati mencintai Allah SWT.

Jika kamu benar-benar mencintai Allah SWT, maka kamu tidak akan mengharapkan kompensasi apapun dari ibadah dan ketaatan yang kamu kerjakan. Jika kamu mengerjakan sholat maka kamu ikhlas mengerjakannya, bukan karena atas dasar embel-embel atau keinginan yang kamu dapatkan.

Sama halnya jika ada seseorang yang mengatakan kepada kamu bahwa ia mencintai kamu. Tetapi di balik itu, ia mengharapkan kamu memberikannya sesuatu atau mem­berikan penawaran yang justru akan menguntungkan diri­nya. Jika kamu pikirkan dengan baik, apakah ini bisa digolongkan sebagai pecinta sejati? Tentu ini bukan pecinta sejati.

Sebab seorang pecinta sejati tidak akan pernah mengharapkan apapun dari kamu. Jika ia mencintai kamu maka cintanya benar-benar tulus dari dalam hatinya. Tidak ada hasrat dunia atau materi yang diharapkannya dari kamu, bahkan ia rela mengorbankan semua yang dimiliki demi kamu.

Sekarang cobalah perhatikan diri kamu. Apakah kamu be­nar-benar mencintai Allah SWT? Jangan-jangan, itu hanyalah klaim di mulut belaka, tanpa ada kenyataannya di dalam hati. Jangan sampai cinta kamu kepada-Nya hanyalah cinta palsu.

Jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan, kamu akan lalai menjalankan perintah-Nya, bahkan rajin melanggar aturan-Nya. Jangan lakukan itu.

Jika kamu adalah pecinta sejati, lakukan segala ketaatan kepada-Nya dengan penuh keikhlasan. Bahkan, kamu harus rela mengorbankan diri dan harta kamu demi menegakkan agama-Nya. Misalnya, ketika kamu diminta berjihad, baik dengan harta kamu maupun jasad kamu, maka bersegeralah menjalankannya.

Jadilah pencinta sejati, maka dengan sendirinya kamu akan mendapatkan tujuan-tujuan yang selama ini diinginkan setiap manusia. Jika Allah SWT adalah tujuan kamu, maka Allah SWT akan memberikan segalanya kepada kamu. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement