REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meluncurkan peringatan Hari Santri 2022. Gelaran peluncuran Hari Santri 2022 dipusatkan di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Di hadapan ribuan mahasiswa, santri, dan masyarakat yang memadati lapangan kampus II UIN KH Abdurrahman Wahid, Yaqut mengingatkan para santri tentang adanya pihak yang tidak suka dan benci dengan kemajuan para santri. Mereka melakukan generalisasi secara berlebihan atas peristiwa yang terjadi di pesantren.
Ia mencontohkan, ketika ada satu atau dua santri yang diduga melakukan tindak kekerasan, hal itu kemudian digeneralisasi seakan menjadi potret perilaku umum para santri. "Hal itu dilakukan karena ketidaksukaan, ini harus dijawab oleh para santri," kata Menag dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (27/9/2022) malam.
Yaqut mengatakan, kebencian dan ketidaksukaan terhadap para santri harus dilawan. Kebencian itu harus dilawan dengan prestasi, belajar yang benar dan sungguh-sungguh. Sehingga apa yang dituduhkan orang yang tidak suka dengan gemilangnya para santri itu terjawab karena para santri benar-benar bisa diandalkan.
Dia berpesan, kebencian orang lain jangan dilawan dengan kebencian yang sama. Jika ada orang tidak suka dengan para santri, hal itu harus dijawab dengan prestasi. "Bukan kita melawannya dengan kebencian, tapi prestasi. Saya yakin para santri mampu menunjukkan prestasinya," ujar Yaqut.
Hari Santri diperingati sejak 2015, setelah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Yaqut mengingatkan, negara menganugerahkan Hari Santri karena jasa para santri terdahulu. Mereka ikut berjuang, mempertaruhkan nyawa, harta, dan semua yang dimiliki demi kemerdekaan Indonesia.
"Hari Santri adalah pemberian, anugerah, penghargaan dari pemerintah, presiden Joko Widodo kepada para santri yang diakui telah memperjuangkan kemerdekaan negeri ini," kata Menag.
Menag mengatakan, Hari Santri adalah pengakuan atas jasa masa lalu. Itu bukan pengakuan atas apa yang santri lakukan sekarang. Maka mengajak para santri masa kini untuk meneruskan perjuangan pendahulunya dengan belajar secara bersungguh-sungguh. "Gunakan kesempatan yang ada untuk menempa diri dan mengukir prestasi," kata Yaqut.