Sabtu 17 Sep 2022 08:00 WIB

Akhak Lahir dari Kebiasaan

Membangun kebiasaan membutuhkan waktu tahunan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
akhlak (gambar ilustrasi)
Foto:

Pembahasan tentang adab ada dalam berbagai sumber, baik dari Alquran, hadis, mahfu dzat, ataupun yang lainnya. Ini disampaikan tidak hanya di kelas, tetapi juga di berbagai kesempatan, seperti pada tausiyah setelah shalat.Proses penanaman akhlak mulia kepada santri tidak hanya dengan pembiasaan, tetapi juga de ngan penyadaran.

"Jadi, memang tidak bisa dalam waktu singkat untuk mengubah kebiasaan. Juga dibantu dengan doa karena kiai itu siang-malam mendoa kan santrinya, mendoakan tidak hanya keluarganya, tetapi juga seluruhnya, seperti guru dan para santri," kata Kiai Hadiyanto.

Sarana lain untuk melatih dan menanamkan akhlak kepada santri, kata Kiai Hadiyanto, yaitu dengan pengajaran agama terkait akhlak.Misalnya, pengajaran bahwa hubungan dengan Allah SWT dan manusia itu tidak bisa dilepas sehingga zikir dan shalat serta apa pun terkait wirid, itu merupakan sarana untuk melatih dan menanamkan akhlak mulia ke dalam diri santri.

"Tentu, dengan penguasaan bahasa Arab sehingga dia bisa menghayati dan meresapi serta memahami apa yang dia baca. Jadi, efeknya lebih dahsyat," katanya.

Namun, Kiai Hadiyanto menyebutkan, ada satu hal yang paling utama dan penting dalam pem bentukan akhlak mulia, yaitu keteladanan.Untuk itu, ponpes tentu selektif dalam memilih para pengajar, guru, ataupun ustaz. Hanya mereka yang baik akhlaknya yang dipilih untuk mendidik sekaligus menanamkan akhlak mulia kepada santri.

Cara demikian dilakukan supaya para santri tidak hanya mendengar instruksi dan arahan, tetapi juga mampu meniru perilaku teladan yang ditunjukkan oleh para guru ataupun ustaz di ponpes. Meski begitu, Kiai Hadiyanto menekan kan, pemberian keteladanan ini dimulai dari kiai. Inilah yang sulit diperoleh di lembaga pen didikan lain dan juga tergolong jarang pada era seperti sekarang ini.

"Kalau melihat guru di sekolah umum, belum tentu mereka total memberi keteladanan da lam kehidupan. Ini sangat penting. Jadi, sebelum memperbaiki akhlak orang lain, guru atau kiai harus memperbaiki akhlak mereka sendiri sehingga apa yang disampaikannya itu benar- benar berkah, terasa, memberi arti, meski sedikit," ujarnya menjelaskan.

 

Cara lain ponpes dalam menanamkan akhlak mulia di ponpes, dengan memenuhi kegiatan santri dengan berbagai hal positif secara ter struktur. Dengan demikian, santri terbiasa menghabis kan waktu dengan hal-hal yang positif. Berbeda dengan lembaga pendidikan lain, ponpes menyibukkan murid dari jam 4 pagi sam pai jam 10 malam, seperti di Ponpes Darun najah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement