REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI – Imam Besar Al Azhar yang juga ketua dewan pimpinan Muslim, Syekh Ahmed Al Tayeb akan menghadiri Kongres Para Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional ke-7 di Nur Sultan yang menjadi ibu kota Kazakhstan. Seperti dilansir lama kantor berita Uni Emirat Arab (WAM) pada Senin (12/9/2022)
Kongres yang diselenggarakan pada 14-15 September itu mengangkat tema Peran para pemimpin dunia dan agama tradisional dalam pembangunan spiritual dan sosial umat manusia pasca pandemi.
Kunjungan Imam Besar Al Azhar tersebut dilakukan setelah undangan resmi dari Presiden Kazakhstan Kassym Jomart Tokayev untuk menghadiri dan berpartisipasi dalam Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional ke-7 dan menyampaikan pidato dalam upacara pembukaannya. Syekh Ahmed Al Tayeb juga akan bertemu dengan berbagai pejabat senior publik dan agama di negara Asia Tengah selama kunjungannya.
Bersamaan dengan pertemuan dengan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev di Istana Kepresidenan di Nur-Sultan, Imam Besar juga akan bertemu dengan Paus Fransiskus, Paus dari Gereja Katolik yang juga akan berpartisipasi pada Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional.
Syekh Ahmed Al Tayeb juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah landmark utama di Kazakhstan termasuk Masjid Hazrat Sultan, masjid terbesar di Asia Tengah. Syekh Ahmed Al Tayeb akan memimpin sholat Dhuhur di masjid bersama delegasi Islam lainnya yang hadir.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Sesepuh Muslim Mohamed Abdelsalam akan berpartisipasi dalam pertemuan ke-20 sekretariat jenderal kongres, yang akan berlangsung pada Selasa 13 September. Hakim Abdelsalam akan menyampaikan pidato pada pertemuan tersebut untuk mendorong koeksistensi dan persaudaraan antar pemeluk agama yang berbeda.
Kongres Para Pemimpin Dunia dan Agama-Agama Tradisional ke-7 akan diadakan di ibu kota Kazakhstan, Nur-Sultan pada 14 - 15 September 2022. Acara tersebut akan dihadiri oleh Imam Besar Al-Azhar dan Ketua Dewan Sesepuh Muslim,Syekh Dr. Ahmed Al-Tayeb bersama 108 pemimpin agama dan dunia lainnya dari 60 negara berbeda.
Ikuti Whatsapp Channel Republika