Jumat 09 Sep 2022 23:00 WIB

Madrasah Dinilai Mampu Bentengi Siswa dari Kemajuan Iptek

Kemajuan iptek di era keterbukaan ini mulai menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.

suasana belajar di Madrasah Diniyah (Ilustrasi).
Foto: dangdutpantura.com
suasana belajar di Madrasah Diniyah (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bunda Literasi Maluku Widya Pratiwi Murad menyatakan, keberadaan Madrasah atau sekolah agama Islam saat ini menjadi strategis karena tidak sekadar membekali ilmu agama, tetapi juga membentengi moral siswa dari pengaruh buruk akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kemajuan iptek di era keterbukaan ini mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama terhadap dampak negatif yang dapat merusak moral dan akhlak generasi penerus Bangsa," kata Widya saat membuka Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Provinsi Maluku tahun 2022, di Ambon, Jumat (9/9/2022).

Baca Juga

Karena ketakutan itu, menurut Widya banyak orang tua mulai berpaling dari sekolah umum dan menyekolahkan anaknya di Madrasah, dengan harapan lembaga pendidikan Islam itu selain membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, juga meningkatkan ilmu agama mereka.

"Indikatornya saat ini minat orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah Madrasah semakin tinggi saat ini. Fakta ini harus menjadi tantangan bagi para pengelola madrasah untuk meningkatkan kualitas pendidikan termasuk kualitas SDM pengajarnya," katanya.

Widya yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Maluku itu juga mengaku ikut bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas pendidikan Madrasah di Maluku, karena dirinya juga merupakan bagian dari kelembagaan di sekolah berbasis Islam itu.

Terkait kompetisi sains yang diikuti ratusan siswa madrasah dari sejumlah kabupaten/kota di Maluku, Widya yang juga menjabat Duta Parenting Maluku, dipandangnya sebagai bentuk persiapan untuk menghasilkan siswa madrasah berkualitas untuk "go internasional", terutama menghadapi kompetisi sains madrasah dengan beberapa negara sahabat.

Kompetisi diselenggarakan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Maluku itu, diikuti 264 siswa madrasah dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur (SBT), Seram Bagian Barat (SBB), Kepulauan Aru, Buru 33 dan Kabupaten Buru Selatan.

Kakanwil Kementerian Agama Maluku H. Yamin mengatakan KSM sudah digelar sejak tahun 2012 sebagai ajang untuk membangun budaya kompetisi, dan kemudian pada tahun 2018 Kementerian Agama mengelaborasi sains dengan konteks nilai-nilai Islam sehingga KSM terintegrasi.

"Dengan begitu lembaga pendidikan madrasah mampu berkontribusi dalam melahirkan lulusan berkarakter beradab dan berintegritas. KSM juga diharapkan mampu membentuk Madrasah sebagai pencetak kadar intelektual ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang profesional berintegritas berkarakter dan berakhlakul karimah," katanya.

Sejumlah mata lomba dalam KSM itu yakni untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah adalah matematika terintegrasi dan IPA terintegrasi, jenjang MTS matematika terintegrasi, IPA-IPS terintegrasi, sedangkan Madrasah Aliyah menerapkan mata lomba matematika terintegrasi, biologi terintegrasi, fisika terintegrasi, kimia terintegrasi, ekonomi terintegrasi dan geografi terintegrasi.

Peserta KSM yang lulus pada tingkat provinsi akan mewakili Maluku di ajang KSM tingkat nasional, pada 10-14 Oktober 2022 di Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement