REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu kekuatan orang yang beriman adalah keyakinan bahwa rezeki tidak akan salah sasaran dan tidak akan terambil orang lain. Juga meyakini rezeki tidak akan berkurang atau kelebihan sebab telah ditetapkan Allah SWT.
Karena itu, tugas orang yang beriman hanyalah menjemputnya. Ulama Mesir, Syekh Dr Yusuf Al Qaradhawi menyampaikan:
"Kaitan antara rezeki dan kehidupan yang penuh keimanan, meliputi keimanan pada takdir. Dan keimanan pada takdir adalah ketika seseorang beriman bahwa segala sesuatu di alam semesta ini telah ditetapkan oleh Allah SWT Yang Maha Perkasa dan Agung, dan tidak ada yang terjadi kecuali apa yang ditetapkan-Nya."
Rasulullah SAW bersabda, "Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu, ingatlah Allah dalam keadaan engkau lapang, niscaya Dia akan mengingatmu dalam keadaan engkau sulit. Dan ketahuilah, bahwa segala sesuatu yang Allah tetapkan luput darimu, niscaya tidak akan pernah menimpamu. Dan segala sesuatu yang telah ditetapkan menimpamu, maka tidak akan luput darimu. Ketahuilah, bahwa pertolongan itu bersama kesabaran dan kelapangan itu bersama kesulitan dan bersama kesukaran itu ada kemudahan." (HR Ahmad)
Keimanan itu meliputi banyak hal termasuk juga rezeki. Tidak ada yang bisa menambah atau mengurangi rezeki seorang Muslim. Tidak ada yang bisa menunda ajal atau memajukan waktu ajal. Keyakinan memberi kekuatan kepada orang yang beriman.
Orang beriman tidak takut terhadap apapun kecuali Allah SWT. Termasuk ketakutan seperti yang dialami banyak orang. Seperti ketakutan soal rezeki. Mukmin sejati meyakini bahwa rezeki akan datang kepadanya, tentu dengan berbagai faktor dan daya upaya. Dengan keyakinan ini, iman memberinya kekuatan.
Hal itu pula yang membuat seorang Muslim di masa awal Islam, terlibat dalam peperangan melawan musuh-musuh Allah. Mereka meyakini bahwa ketika melaksanakan jihad seperti yang diperintahkan, maka anggota keluarganya, anak maupun istrinya, sudah dijamin nafkahnya seperti yang telah dijanjikan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh malaikat Jibril telah membisikkan pada hati saya bahwa sebuah jiwa tidak akan mati sampai ajalnya tiba dan menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah, indahkanlah permohonanmu kepada-Nya, dan janganlah salah seorang dari kalian memperlambat datangnya rezeki dengan bermaksiat kepada Allah, karena apa yang dimiliki oleh Allah tidaklah dapat diraih kecuali dengan taat kepada-Nya." (HR Ibnu Abi Syaibah dan dan Thabrani)
Sumber: https://fiqh.islamonline.net/