Sabtu 23 Jul 2022 06:37 WIB

Pesantren Hidayatullah Savana Jaya Namlea Butuh Asrama Permanen untuk Santri

BMH terus menguatkan kiprah pesantren kepulauan di Namlea, Maluku.

Pesantren Hidayatullah Savana Jaya yang berada di Pulau Buru, Namlea, Maluku, butuh asrama permanen untuk santri.
Foto: Dok BMH
Pesantren Hidayatullah Savana Jaya yang berada di Pulau Buru, Namlea, Maluku, butuh asrama permanen untuk santri.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Laznas BMH dengan jaringan di seluruh Tanah Air terus menghadirkan kebaikan dalam ragam bentuk bantuan penyaluran dari penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah.

"Alhamdulillah BMH  Maluku terus memberikan dukungan untuk pengembangan dan kemajuan lembaga pendidikan, khususnya pesantren. Tepatnya Pesantren Hidayatullah Savana Jaya yang berada di Pulau Buru, Namlea, Maluku," terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Maluku, Ali Ikrom Tihurua, Kamis  (21/7/2022).

Pesantren Hidayatullah tersebut telah berdiri di Namlea sejak 2016. Dan, sampai sekarang telah banyak kegiatan berlangsung, seperti pendidikan dan sosial.

"Sampai sekarang masih ada beberapa hal yang penting dan belum ada, seperti asrama permanen untuk santri. Sekarang para santri tinggal di asrama sementara. Padahal sejak berdiri sampai sekarang banyak anak-anak dari beberapa pulau menimba ilmu di sini, seperti dari Pulau Geser, Tual, dan Pulau Seram," imbuh Ali Ikrom seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

photo
BMH Maluku terus memberikan dukungan untuk pengembangan dan kemajuan Pesantren Hidayatullah Savana Jaya yang berada di Pulau Buru, Namlea, Maluku.  (Foto: Dok BMH)

Pengurus pesantren, Ustadz Ahmad Fatih Helut menjelaskan bahwa pesantren yang berada di Desa Savana Jaya, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru itu telah banyak mendapat perhatian dari BMH.

"Kami selaku pengurus pesantren menyaksikan dan merasakan betul bagaimana kontribusi BMH dalam pembangunan dan pendidikan santri di sini. Memang yang sangat kami idamkan sekarang adalah hadirnya asrama santri yang permanen," tegasnya.

Menuju ke pesantren ini tim BMH harus menempuh perjalanan dengan waktu tempuh sembilan  jam  menggunakan kendaraan laut berupa kapal fery.

"Insya Allah BMH akan terus memberikan perhatian dan dukungan terhadap pesantren ini, terlebih para santri umumnya berasal dari keluarga dhuafa, yatim dan yatim piatu," tutup Ikrom.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement