Senin 11 Jul 2022 11:35 WIB

Ketauhidan dan Nilai Kemanusiaan dalam Ibadah Qurban

Dasar pertama dan utama seorang pemimpin adalah ketauhidan.

Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (10/7/2022). Masjid Al-Azhar menggelar Shalat Idul Adha 1443 H dengan tema Manusiakan Manusia serta Menjaga Kemaslahatan dan Kesepakatan Bersama. Ketauhidan dan Nilai Kemanusiaan dalam Ibadah Qurban
Foto:

Falsafah hidup yang dapat kita petik dari ayat diatas antara lain adalah bahwa dasar pertama dan utama seorang pemimpin termasuk pemimpin dalam rumah tangga agar ditaati adalah kuat dan bersihnya ketauhidan. Pertama, meskipun Ibrahim ’alaihis salam demikian cintanya kepada Isma’il ’alaihis salam yang digambarkan demikian gagah, ganteng dan mempesona namun demikian, atas dasar kecintaan Ibrahim terhadap Allah melebihi cintanya kepada siapapun dan apapun maka perintah itupun ia sampaikan dan ia laksanakan dengan baik.

Kedua, yang disampaikan Nabi Ibrahim adalah perintah dari Allah, namun karena menyangkut hak hidup seseorang, maka Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam memberikan kesempatan putranya untuk memahami dengan dialog secara demokratis dan penuh kedamaian serta kesejukan berkomunikasi. Ketiga, demikian juga Nabi Isma’il yang mendapat kabar sangat mengejutkan itu, tetap menomorsatukan ketaatannya kepada Allah, dan tidak ragu sedikitpun untuk menerima dan melaksanakan perintah dalam wahyu itu.

Alangkah indahnya keluarga yang dibangun Nabi Ibrahim. Sekiranya kehidupan keluarga ummat Islam dewasa ini dapat meneladani kehidupan keluarga semacam ini, niscaya kekerasan, kejahatan, fitnah, caci maki dan kerusuhan tidak akan lahir dalam lingkungan kehidupan kita. Perilaku agama akan diujudkan dalam kenyataan: yang tua sangat memikirkan, mencintai kepada yang lebih muda. Sebaliknya yang muda menghormati dan meneladani yang tua.

Allahu Akbar – Allahu Akbar – Walillaahilhamdu

Berkaca dari aspek kemanusiaan dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Isma’il AS, tepat jikapada kesempatan ini kita sampaikan kepada para pembuat peraturan dan kebijakan agar benar-benar memperhatikan aspek kemanusiaan dalam peraturan atau kebijakan. Bahkan inti dan maksud dari peraturan dan kebijakan seharusnya adalah aspek keamanusiaan itu. sendiri. Ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan lain-lain aspek dalam berbangsa dan bernegara hendaknya memberi manfaat dan maslahat bagi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini untuk memuliakan firman Allah Swt  dalam surat al-Isra’ ayat 70;

Yang artinya; “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

Dalam kaitan ini Ali Ibn Abi Thalib ra, tatkala menduduki singgahsana sebagai Khalifah memberikan tugas harian kepada salah satu Gubernurnya yakni Gubernur Malik Asytar. Dalam perinta harian yang panjang itu Khalifah Ali ra mengatakan; ”Saudaramu ada yakni saudara sesama muslim saudara sesama manusia. Dua-duanya memiliki hak yang harus engkau penuhi…..”.

Allahu Akbar – Allahu Akbar – Walillahilhamdu.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement