Masjid Shahi di Mathura adalah salah satu masjid yang menjadi subjek klaim bahwa masjid itu dibangun di atas tempat kelahiran dewa Hindu Krishna dan harus disingkirkan. Lebih banyak petisi dirilis untuk didengar pada 1 Juli menuntut penyegelan kompleks masjid dan komplek keamanannya ditingkatkan. Sehingga 'bukti kuil seperti simbol agama Hindu dll, yang ada di sana tidak dihancurkan'.
Kemudian, Qutub Minar, bangunan pada ketinggian 240 kaki, Ini adalah salah satu monumen paling ikonik di Delhi. Situs Warisan Dunia ini dibangun sebagai menara kemenangan oleh sultan pertama Delhi, Qutbuddin Aibak setelah ia mengalahkan penguasa Hindu pada 1192.
Menurut sejarawan, 27 kuil Hindu dan Jain yang berada disana juga dihancurkan, dan puing-puingnya digunakan untuk membangun masjid. Sekarang lebih dari 800 tahun kemudian, kelompok ekstrimis Hindu berusaha merebut kompleks tersebut.
Tahun lalu, pengadilan sipil menolak permohonan awal yang mengatakan kesalahan yang dilakukan di masa lalu tidak dapat menjadi dasar untuk mengganggu kedamaian kita sekarang dan masa depan. Diikuti dengan tuntutan untuk mengganti nama kompleks Wisnu Stambha, mantan direktur regional Survei Arkeologi India (ASI) Dharamveer Sharma mengatakan itu dibangun oleh Raja Vikramaditya, seorang raja India pada abad ke-5, untuk mempelajari arah matahari dan bukan oleh Qutbuddin Aibak.
“Ada kemiringan 25 inci di menara Qutb Minar. Itu karena dibuat untuk mengamati matahari dan karenanya, pada 21 Juni, antara pergeseran titik balik matahari, bayangan tidak akan jatuh di daerah itu selama setidaknya setengah jam. Ini adalah fakta ilmiah dan arkeologis," katanya seperti dikutip dalam laporan media.
Pada 9 Juni, pengadilan menunda perintahnya untuk 24 Agustus. Kompleks Bhojshala di distrik Dhar Madhya Pradesh adalah monumen abad ke-11 yang dilindungi ASI, yang diklaim oleh kelompok Hindu sayap kanan sebagai kuil Vagdevi (Dewi Hindu Saraswati). Pada saat yang sama, umat Islam menyebutnya Masjid Kamal Maula.
Pada 2003, ASI mengatur agar umat Hindu melaksanakan ibadah di tempat itu setiap hari Selasa, sementara umat Islam melakukannya pada Jumat. Namun, pada Mei, sebuah litigasi diajukan oleh kelompok sayap kanan Hindu Front for Justice, menentang perintah ASI.
“Hanya anggota komunitas Hindu yang memiliki hak mendasar berdasarkan Pasal 25 Konstitusi India untuk melakukan puja (doa) dan ritual di tempat Dewi Vagdevi Saraswati di dalam tempat Saraswati Sadan, umumnya dikenal sebagai Bhojshala terletak di Dhar. Anggota komunitas Muslim tidak berhak menggunakan bagian apa pun dari properti tersebut di atas untuk tujuan keagamaan apa pun," kata petisi tersebut.