Kamis 30 Jun 2022 08:29 WIB

Klaim Sejarah Hindu Sayap Kanan, Cara Serobot dan Runtuhkan Masjid-Masjid di India?

Hindu sayap kanan menggunakan sejarah sebagai klaim atas masjid-masjid di India

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Masjid India Peninggalan Abad ke-17 ilustrasi. Hindu sayap kanan menggunakan sejarah sebagai klaim atas masjid-masjid di India
Foto:

Sejarawan mengatakan setidaknya 14 kuil pasti hancur oleh petugas Mughal selama 49 tahun yang mengajar sejarah Asia Selatan di Universitas Arizona. Dia mencatat 80 contohnya di India antara abad ke-12 dan ke-18.

Namun, kelompok Hindu sayap kanan mengatakan bahwa hingga 60 ribu kuil dihancurkan di bawah pemerintahan Muslim, klaim Syed Ali Nadrrm Rezavi, seorang profesor sejarah di Universitas Muslim Aligarh mengatakan berlebihan.

"Jumlah tempat yang diperebutkan jauh lebih sedikit daripada yang disebutkan angka-angka ini. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada tempat-tempat yang sebelumnya adalah kuil dan diubah menjadi masjid," katanya kepada TRT World.

Selain Masjid Gyanvapi, pada saat ini pola klaim yang sama oleh kelompok Hindu sayap kanan terlihat di setidaknya lima situs keagamaan, Masjid Shahi di Mathura, Komplek Bhojshala di Dhar, Qutub Minar di Delhi, Masjid Teeli Wali di Lucknow, dan Hazrat Khwa Gharib Nawaz Dargah di Ajmer.

Masjid Shahi di Mathura adalah salah satu masjid yang menjadi subyek klaim bahwa masjid itu harus dibangun di atas tempat kelahiran dewa Hindu Krishna dan harus disingkirikan.

Banyak deretan petisi pada 1 Juni menuntut penyegelan kompleks masjid dan keamanannya ditingkatkan sehingga bukti candi seperti simbol agama Hindu dan lainnya yang ada di sana tidak dihancurkan. Qutub Minar di ketinggian 240 kaki adalah salah satu monumen paling ikonik di Delhi.

Situs warisan dunia ini dibangun sebagai menara kemenangan oleh sultan pertama Delhi Qutbuddin Aibak setelah ia mengalahkan penguasa Hindu pada 1192. Menurut sejarawan,  27 kuil Hindu dan Jain dihancurkan di sana dan puing-puingnya digunakan untuk membangun masjid.

Sekarang lebih dari 800 tahun kemudian, kelompok Hindu sayap kanan mengeklaim restorasi candi-candi di kompleks tersebut. Tahun lalu, pengadilan sipil menolak permohonan awal yang mengatakan kesalahan yang dilakukan di masa lalu tidak dapat menjadi dasar untuk mengganggu kedamaian kita sekarang dan masa depan.

Diikuti dengan tuntutan untuk mengganti nama Kompleks Wisnu Stambha, mantan direktur Regional Survei Arkeologi India (ASI), Dharamveer Sharma, mengatakan itu dibangun oleh Raja Vikramaditya, seorang raja India pada abad ke-5 untuk mdmpelajari arah matahari dan bukan oleh Qutbuddin Aibak.

Baca juga: Amerika Serikat Angkat Bicara Kecam Penghinaan Nabi Muhammad SAW di India

"Ada kemiringan 25 inchi di menara Qutb Minar. Itu karena dibuat untuk mengamati matahari dan karenanya pada 21 Juni pergeseran titik balok matahari, bayangan tidak akan jatuh di daerah itu selama setidaknya setengah jam. Ini adalah fakta ilmiah dan arkeologis," katanya seperti dikutip dalam laporan media.

Pada 9 Juni, pengadilan menunda perintahnya untuk tanggal 24 Agustus. Kompleks Bhojshala di Distrik Dhar Madhya Pradesh adalah monumen abad ke-11 yang dilindungi ASI, yang diklaim  kelompok Hindu sayap kanan sebagai kuil Vagdevi (Dewi Hindu Saraswati). Pada saat yang sama, umat Islam menyebutnya Masjid Kamal Maula.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement