REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Buldoser, selama 100 tahun ini telah digunakan di seluruh dunia untuk membangun rumah, kantor, jalan, dan infrastruktur lainnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak yang mengatakan alat ini jadi senjata di tangan pemerintah nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) India untuk menghancurkan rumah dan mata pencaharian minoritas Muslim.
Peran alat berat ini dalam menunjang ketidakadilan paling terlihat di negara bagian Uttar Pradesh. Kasus terbaru adalah ketika pihak berwenang di kota Prayagraj (sebelumnya Allahabad) merobohkan rumah aktivis politik Javed Mohammad dengan menuduh rumahnya dibangun secara ilegal, sebuah tuduhan yang dibantah keluarganya.
Kritikus mengatakan alasan sebenarnya di balik pembongkaran tidak ada hubungannya dengan dugaan ilegalitas bangunan dan bahwa dia dihukum karena menjadi kritikus vokal pemerintah. Dilansir dari BBC News, Senin (20/6/2022), sehari sebelum pembongkaran, polisi menangkapnya.
Polisi menuduhnya sebagai dalang di balik protes berujung kekerasan oleh Muslim terhadap pernyataan menghina tentang Nabi Muhammad oleh mantan juru bicara BJP Nupur Sharma. Sharma sebelumnya diskors dari partai, tetapi para pengunjuk rasa menuntut penangkapannya.
Prayagraj SSP on arrest of Javed Mohammad, claimed to one of the masterminds of violence in the city. Says his daughter studies in JNU and is involved in notorious activities. The father-daughter duo together propagate propaganda, SSP said. pic.twitter.com/vi7PM3EJ2m
— Piyush Rai (@Benarasiyaa) June 11, 2022
Para pemimpin BJP membela tindakan mereka dengan mengatakan tidak ada tindakan yang melawan hukum. Tetapi, penghancuran itu telah menarik beberapa perbandingan dengan penggunaan mesin berat Israel di wilayah Palestina.
Tindakan penghancuran dengan buldoser telah dikritik di India dan menjadi berita utama secara global. Para kritikus mengatakan hanya lapisan legalitas tertipis yang menutupi tindakan resmi ini dan bahwa mereka membuldoser semangat hukum.
Dalam langkah yang jarang terjadi, mantan hakim dan pengacara terkemuka menulis surat kepada hakim agung negara itu mengatakan penggunaan buldoser adalah subversi yang tidak dapat diterima dari aturan hukum. Dia mendesak pengadilan bertindak melawan kekerasan dan penindasan terhadap warga Muslim.