Jumat 10 Jun 2022 03:08 WIB

Masjid di Minnesota AS Fasilitasi Program Rehabilitasi Kecanduan Alkohol

Masjid di Minnesota AS memfasilitasi program rehabilitasi kecanduan alkohol.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Masjid di Amerika (ilustrasi)
Foto: Wfyi
Masjid di Amerika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Di tengah perjuangannya melawan kecanduan alkohol, seorang wanita lokal Somalia berusia 20 tahun di Minnesota AS tidak tahu ke mana harus mencari bantuan. Dia diliputi rasa bersalah saat mendatangi masjid untuk menjalankan ibadah.

"Itu adalah perasaan yang cenderung Anda rasakan ketika Anda berada dalam situasi yang tidak seharusnya Anda alami," kata wanita yang meminta tidak disebutkan namanya karena stigma penyalahgunaan alkohol di komunitas Muslim, dilansir Sahan Journal, Kamis (9/6/2022).

Baca Juga

Mulanya dia melihat sekelompok orang bertemu di masjid secara teratur untuk saling mendukung. Segera, dia menghadiri pertemuan tersebut dan berbagi pengalamannya ketika mengalami kecanduan alkohol kepada sekelompok orang yang kebanyakan bergulat dengan masalah yang sama.

"Saya sedikit ragu pada awalnya, tetapi saya tahu saya berada dalam situasi yang tidak ingin saya alami lagi. Ini seperti perasaan di mana tidak ada yang dapat membantu Anda. Anda hanya mengecewakan diri sendiri dan merasa terlalu bersalah untuk membicarakannya," kata dia.

Kemudian dia mulai menghadiri pertemuan pekanan, yang didirikan empat tahun lalu oleh Munira Maalimisaq. Munira inilah yang mengawali pengobatan terhadap penyalahgunaan zat dengan mengambil lokasi di masjid. Dia melakukan ini saat belajar untuk gelar keperawatan di Metro State University. Meskipun pertemuan semacam itu bukanlah hal baru di rumah ibadah agama lain, tentu itu belum pernah terjadi di masjid.

Kelompok tersebut menarik lebih dari 60 peserta yang bertemu setiap pekan di dua masjid di kawasan Twin Cities. Para peserta sebagian besar berasal dari Somalia dan berkisar dari usia 13 sampai 60-a. Masjid-masjid yang menampung kelompok-kelompok tersebut memilih untuk tidak mempublikasikan mereka.

Kelompok itu bahkan tidak beriklan secara publik, dan hanya menyebarkan informasi dari mulut ke mulut. Seringkali, orang tua meminta bantuan pemimpin masjid dengan seorang anak yang memiliki masalah penyalahgunaan zat alkohol, yang oleh imam merujuk pada Munira, lalu dia langsung menghubunginya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement