“Dia seorang wanita, dia seorang ibu. Dialah yang membangun komunitas. Jika dia tidak benar, tidak akan ada yang benar. Jadi, kami mencoba yang terbaik untuk membantunya,” kata Direktur Penjara Perempuan Kolonel Jamila Al Zaabi.
Al Zaabi mengatakan petugas penjara memiliki dua tantangan utama saat membesarkan anak-anak di penjara. Pertama, adalah ketika seorang anak meninggalkan setelah bertahun-tahun.
"Sangat menyakitkan bagi kami untuk mengucapkan selamat tinggal padanya. Kami membesarkan mereka seperti anak-anak kami sendiri," katanya.
“Kedua, untuk anak-anak sekolah, kami tidak ingin teman sekelas mereka tahu ibu mereka adalah narapidana. Jadi, kami memilih seorang wanita dan memanggilnya ibu dari anak itu. Dia akan pergi ke sekolah bersama mereka, kapan pun dibutuhkan. Syukurlah pengaturan ini berhasil sejauh ini,” ujarnya.
Tujuannya agar anak-anak merasa tidak berbeda dengan anak-anak lain. Upaya dikerahkan untuk memastikan mereka dapat menatap masa depan yang lebih cerah.
“Para pemimpin kami adalah pendukung kuat pendidikan. Mereka membangun sekolah tidak hanya di Dubai tetapi juga di negara lain. Lalu bagaimana mungkin anak-anak yang datang dari sini, jantung kota Dubai, tidak bersekolah? Pemerintah kami mendukung mereka dalam segala hal. Ketika seorang anak besok menerima sertifikat, Anda tidak akan percaya betapa bahagianya dia dan bagaimana pendidikan mengubahnya,” kata Kolonel Al Zaabi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
