Kamis 19 May 2022 16:42 WIB

Pekerja Berjilbab di Kanada Kerap Alami Penilaian tak Adil

Banyak wanita Muslim di Kanada menghadapi konsekuensi profesional karena jilbabnya.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Muslimah. Pekerja Berjilbab di Kanada Kerap Alami Penilaian tak Adil
Foto:

Dia juga harus memikirkan biaya peluang dalam kariernya, mimpinya, aspirasinya. Juga kemampuannya untuk menahan diskriminasi di jalanan dan dalam mengakses layanan.

NCCM telah mengerjakan tantangan hukum bersama Canadian Civil Liberties Association (CCLA), dengan alasan bahwa RUU itu tidak konstitusional. Saat masalah ini terungkap di pengadilan, El Bakir mengatakan bahwa mereka telah mendengar dari wanita berhijab yang peluang karir potensialnya terhenti. 

Dalam beberapa kasus, katanya perempuan dipaksa untuk memilih antara keyakinan agama atau mata pencaharian mereka. “Kami mendapat kesaksian dari mahasiswa di universitas yang mempelajari pendidikan yang memutuskan melepas jilbab karena merasa tidak bisa menjadi diri sendiri saat mengajar,” kata El Bakir. 

“Mereka harus membuat keputusan yang menyayat hati ini, dengan mengorbankan sebagian identitas agar sesuai dengan masyarakat yang mendiskriminasi Anda,” tambahnya.

Di Quebec, hambatan di tempat kerja yang dihadapi oleh wanita Muslim yang terlihat jelas ditulis dalam undang-undang. Tapi El Bakir menekankan masalah ini telah melampaui batas provinsi.

“Ada keluarga yang meninggalkan Quebec dengan berpikir bahwa Ontario akan lebih aman, atau provinsi lain, tetapi diskriminasi masih terjadi. Penting untuk diketahui bahwa ya, Quebec memiliki RUU 21, tapi sayangnya Islamofobia tidak mengenal batas,” katanya. 

Dalam pengalamannya bekerja di EDI, Gunjal mengatakan ia sering ditanyai tentang pengalamannya yang terasa performatif. Namun, dalam perannya saat ini, dia mengatakan bahwa dia merasa seperti melakukan percakapan yang berasal dari keinginan tulus untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan ramah.

Sedangkan menurut Saleh, menjadi nyaman dalam penampilan profesionalnya adalah sebuah proses. Dia mengatakan karena asumsi yang dia hadapi sebagai seorang wanita Muslim, dia sering menemukan dirinya harus mencoba tampil secara khusus.

"Anda sangat sadar akan penampilan, bagaimana Anda menampilkan diri, dan apa yang mungkin dilihat orang lain," katanya.

Namun, ia ingin mematahkan kekakuan itu dan ingin tampil profesional versi dirinya sendiri tanpa harus melihat pandangan orang lain, terutama menyangkut jilbabnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement