REPUBLIKA.CO.ID, TIBET -- Akke Rahman secara resmi menjadi Muslim Bangladesh-Inggris pertama yang mendaki Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia. Dia berhasil mencapai puncak 8.849 meter itu pada dini hari, Jumat (13/5/2022). Rahman mengambil tantangan Peak Humanity, inisiatif untuk mengumpulkan dana bagi pengungsi dan tujuan kemanusiaan lainnya.
Tantangan tersebut juga mendukung 26 seruan dari Channel S’ Ramadan Family Commitment (RFC). Rahman mengaku sangat bahagia karena bisa menyelesaikan salah satu misi hidupnya.
“Saya tidak percaya saya berada di puncak tertinggi di dunia. Ini sangat sulit, saya kelelahan, tetapi saya tahu saya harus menyelesaikan misi ini,” kata pria asal Oldham kepada Channel S TV, dikutip Prothomalo, Rabu (18/5/2022).
Saat mendaki menuju Gunung Everest, Rahman dan timnya menyelamatkan nyawa pendaki gunung lain yang kehabisan oksigen. Pria itu bernama Les yang kehabisan oksigen di ketinggian 7.800 meter. Dia meminta kepada rekan timnya untuk saling berbagi oksigen.
Salah seorang rekannya menyarankan agar Les dibawa turun dengan aman. “Aku tidak akan meninggalkannya. Akhirnya, kami membawanya turun dengan selamat,” ujarnya.
Kepala Program Channel S TV Farhan Masud Khan mengatakan terus berusaha berkomunikasi dengan Rahman selama perjalannnya. Namun, sangat mustahil memiliki kontak yang lancar di wilayah yang tinggi. Dia berterima kasih kepada tim pendukung Rahman karena terus memberi informasi terbaru keberadaannya.
“Mereka memberi tahu kami segera setelah Akke mencapai puncak Gunung Everest. Kami sangat lega mengetahui dia aman, bahagia dan telah menyelesaikan misinya. Akke membuat kita semua bangga karena pengorbanannya akan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan, termasuk pengungsi dari Ukraina dan negara-negara lain,” kata Khan.
Sebelum membuat rekor Gunung Everest, Rahman sudah membuat rekor lain, seperti mendaki Gunung Elbrus, puncak tertinggi Eropa 5.642 meter dalam waktu 24 jam dan hanya lima hari setelah pulih dari infeksi Covid-19. Selain itu, dia juga berhasil mendaki Gunung Kilimanjaro yang tertinggi di Afrika dan Gunung Blanc, tertinggi dari pegunungan Alpen.
Keinginannya untuk membantu mereka yang membutuhkan membuat dia menyelesaikan semua ekspedisi dalam waktu satu tahun. “Kita hidup di masa yang penuh tantangan. Kami pikir Covid-19 sulit, sekarang lihat situasi mengerikan di Ukraina, Afghanistan, Burma, dan negara-negara lain. Ketika saya melihat para ibu yang berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka dan anak-anak yang kelaparan, saya perlu melakukan sesuatu untuk membantu mereka,” ucap dia.
Atas usahanya, Rahman berhasil menyumbang 3.000 poundsterling atau sekitar Rp 54 juta ke halaman Justgiving. Ketua M KC Welfare Trust Monjurus Samad Chowdhury mengatakan Rahman telah menginspirasi generasi muda.
“Dia mempertaruhkan nyawanya dan meninggalkan keluarganya untuk mengumpulkan dana dan mendukung kelompok paling rentan serta pengungsi. Akke Rahman adalah seorang legenda dan panutan bagi negara kita. Kami merasa sangat terhormat untuk mendukung kampanyenya,” ujarnya.