REPUBLIKA.CO.ID,KUALA PERLIS -- Raja Perlis, Tuanku Syed Sirajuddin Putra Jamalullail, menyampaikan keinginannya agar masjid digunakan sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Ia mengatakan, masjid harus memberikan pendidikan yang seimbang. Tak hanya itu, ia juga menekankan sebagai Ahli Sunnah Wal Jamaah agar mendidik masyarakat supaya mereka dapat mengamalkan ajaran-ajaran yang ada.
"Pada saat yang sama, masjid harus dijauhkan dari partai politik dan menjauhkan diri dari isu-isu sensitif yang dapat menimbulkan kekhawatiran publik," ucap dia dikutip di Bernama, Kamis (12/5).
Untuk memastikan kualitas pengiriman guru agama di masjid negara dapat ditingkatkan, pihak yang terlibat juga harus mendapatkan sertifikat mengajar yang dikeluarkan oleh Departemen Perlis Mufti.
Impian dan harapan tersebut ia sampaikan dalam pembukaan Masjid Tuanku Syed Faizuddin Putra Jamalullail, bersamaan dengan ulang tahunnya yang ke-79, Rabu (11/5) malam.
Turut hadir Raja Perempuan dari Perlis Tuanku Tengku Fauziah Tengku Abdul Rashid, Raja Muda dari Perlis Tuanku Syed Faizuddin Putra Jamalullail, Raja Puan Muda dari Perlis Tuanku Lailatul Shahreen Akashah Khalil dan putri mereka Sharifah Khatreena Nuraniah.
Lebih lanjut, Tuanku Syed Sirajuddin mengatakan staf pengajar yang menyampaikan materi atau pembelajaran dengan argumen yang lemah, kata-kata kasar dan menyebabkan perpecahan tidak diterima di negara bagian tersebut.
"Hal yang sama berlaku bagi mereka yang tidak menghormati keyakinan agama yang diabadikan dalam Konstitusi Negara Bagian Perlis,” ucap dia.
Terakhir, ia menyampaikan harapannya agar masjid-masjid mengintensifkan program dan kegiatan keagamaannya. Cara ini dilakukan agar tidak hanya menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar, tetapi juga masyarakat luar.