REPUBLIKA.CO.ID, BINTUNI -- Ramadhan 1443 H dengan Program Berbagi Kebaikan dengan Zakat, Laznas BMH langsung tancap gas menyalurkan kebaikan zakat ke titik pedalaman. Tidak tanggung-tanggung kebaikan zakat itu langsung mengarah ke lokasi pedalaman Muslim Papua yang berada di Kampung Kalitami I dan Kampung Kenara di Distrik Kamundan, Teluk Bintuni, Papua Barat. Kegiatan itu digelar 7-10 April 2022.
“BMH ingin mengabarkan kepada masyarakat Muslim Tanah Air bahwa betapa banyak saudara pedalaman yang membutuhkan kepedulian dan uluran tangan bersama melalui zakat, infak dan sedekah,” terang Direktur Program dan Pemberdayaan BMH, Zainal Abidin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (10/4).
Contohnya keberadaan kaum Muslim Papua di Kamundan. Mereka memang telah menjadi Muslim sejak leluhur mereka, yang kata seorang tokoh setempat, Bapak Walik Nabi, leluhur mereka telah Muslim sebelum Indonesia dijajah oleh Belanda.
Namun demikian, seperti diungkapkan oleh Wardi Nabi (25), dai asal Kamundan yang kini mengajar Alquran di Pesantren Hidayatullah Manokwari, ke-Islam-an orang Kamundan harus terus dikuatkan.
“Betul, di Kampung Kalitami I ini semua Muslim. Tapi kalau dakwah kendor, tidak ada yang peduli kepada saudara-saudara di sini, siapa yang jamin mereka akan terus menjadi Muslim. Oleh karena itu kami senang dengan program BMH yang terus mengirim dai secara berkala ke kampung kami. Dakwah harus terus bergerak agar iman umat Islam di sini semakin kuat,” ungkapnya bersemangat.
Wardi menyatakan bahwa Kampung Kalitami selalu butuh akan kedatangan dai yang mengajarkan Alquran, mengenalkan masyarakat hidup bersih, disiplin, senang menuntut ilmu dan mau memakmurkan masjid.
Menurut penuturan tokoh masyarakat, Walik Nabi (39) dakwah memang sangat dibutuhkan. “Seperti masyarakat kami mengenakan hijab, itu baru ramai pada tahun 2006 setelah seorang dai dengan sabar berdakwah di Kamundan selama empat tahun. Sekarang, Alhamdulillah, sudah biasa ibu-ibu dan remaja putri di sini berjilbab,” tuturnya.
Butuh mushala
Dan, kebutuhan akan dakwah itu semakin terasa manakala melihat kondisi masyarakat Kampung Kalitami I, Kalitami II, Kampung Kenara, Kampung Bibiram dan Kampung Maroro yang dari semua kampung itu baru ada satu masjid.
“Alhamdulillah BMH bisa mengerti kebutuhan masyarakat di sini, terkhusus di Kampung Kenara yang sangat membutuhkan mushala. Jadi, kami mengajak mari ikut bersama membangun mushala di Kampung Kenara ini,” ungkap Kepala Suku Kampung Kenara, Supriadi Braweri.
Lebih jauh ia berharap BMH tidak saja mendirikan mushala di Kampung Kenara tetapi juga di empat kampung lainnya.
Sementara itu, dai tangguh BMH di Teluk Bintuni, Ustadz Fahrurrozy mengatakan bahwa pihaknya akan menjadi mitra BMH untuk program dakwah berkelanjutan.
“Mushala ini adalah gerbang program dakwah berkelanjutan bagi BMH dan kami semua. Setelah mushala selesai, kita akan siapkan dai yang bisa mengaji, mengajarkan Alquran dan membimbing masyarakat di Kampung Kenara dan kampung terdekat lainnya,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, prosesi peletakan batu pertama pembangunan mushala di Kampung Kenara langsung diresmikan oleh Kepala Suku, Supriadi Braweri.
“Bismillah, semoga mushala ini dapat segera terwujud dan pembinaan Muslim Kampung Kenara dan lainnya dapat segera kita lakukan,” ungkapnya sembari menancapkan sebuah balok kayu tanda peresmian pembangunan mushala itu.
Pada bangunan yang sebelumnya digunakan sebagai tempat belajar mengaji dan mushala anak-anak, BMH juga menyerahkan bantuan Alquran dan Iqra' untuk anak-anak Kampung Kenara belajar Alquran.
Menuju Kampung Kalitami I, Distrik Kamundan, Kabupaten Teluk Bintuni tim BMH harus menempuh perjalanan panjang dari Manokwari ke Teluk Bintuni, kemudian Teluk Bintuni ke Distrik Kamundan dengan perahu yang melintasi sungai dan laut lalu sungai dengan waktu tempuh lima jam.
“Jadi tampak sekali warga dan anak-anak sangat antusias menerima kedatangan tim BMH. Mereka sangat gembira, karena setiap BMH datang selalu ada program dakwah yang dikuatkan. Karena ada dai tangguh juga bisa hadir pada kesempatan ini, malam Tarawih pun jadi penuh. Karena, masyarakat sangat haus akan ilmu dan informasi untuk lebih semangat dalam hidup dan ibadah,” tutup Kepala BMH Perwakilan Papua Barat, Wasmanto.