Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 54 yang lagi-lagi merupakan seruan kepada Bani Israil secara langsung
وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْٓا اِلٰى بَارِىِٕكُمْ فَاقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِنْدَ بَارِىِٕكُمْۗ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
wa iż qāla mụsā liqaumihī yā qaumi innakum ẓalamtum anfusakum bittikhāżikumul-‘ijla fa tụbū ilā bāri`ikum faqtulū anfusakum, żālikum khairul lakum ‘inda bāri`ikum, fa tāba ‘alaikum, innahụ huwat-tawwābur-raḥīm
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Qs Al Baqarah 54)
Ayat ini erat kaitannya dengan surat Al Baqarah ayat 51 dan ayat 52 yang telah kita bahas sebelumnya. Ayat 51 berisi tindakan dzalim Bani Israil menyembah patung anak sapi dan ayat 52 berisi tentang ampunan Allah terhadap kedzaliman Bani Israil itu. Sedangkan pada ayat ini menjelaskan bagaimana Allah mengampuni mereka.
Pada surat Al Baqarah ayat 54 ini secara tegas bahwa Nabi Musa mengatakan bahwa umatnya telah mendzalimi diri mereka diminta untuk bertobat kepada Allah atas tindakan itu. Pertobatan dilakukan dengan membunuht diri sendiri.
Tentang teknis bunuh diri itu, menurut Prof Dr Yunahar Ilyas, para mufasir berbeda pendapat memahaminya. Pertama, yang tidak ikut menyembah patung anak lembu membunuh yang ikut menyembah. Kedua, yang ikut menyembah satu sama lain saling membunuh. Ketiga, masing-masing dari yang ikut menyembah membunuh diri sendiri. Sepertinya teknis kedualah yang paling bisa diterima.
Al-Qur’an tidak menyebutkan berapa jumlah yang gugur karena hukuman bunuh diri tersebut. Kitab-kitab tafsir umumnya menyebutkan angka 70.000 orang. Tapi Al-Kitab menyebut angka yang lebih sedikit yaitu 3000 orang. Wallahu ‘alam.
Menurut Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manâr (1:266) kisah taubat dengan bunuh diri itu masih ada dalam Taurat sampai sekarang. Jumlah Bani Israil yang gugur dalam peristiwa taubat itu sekitar 3000 orang. Abduh juga menyinggung angka 70.000 seperti yang disebut para mufassir, tapi beliau tidak memilih mana yang benar. Al-Qur’an tidak menyebut jumlah yang gugur. Yang penting bukan angka korban, tapi substansi kisahnya, yaitu taubat Bani Israil baru diterima oleh Allah SWT dengan cara membunuh diri sendiri.
Begitu banyaknya yang gugur, Musa dan Harun khawatir Bani Israil akan binasa, lalu mereka berdua memohon kepada Allah SWT agar taubat dengan cara bunuh membunuh itu dapat dihentikan. Permohonan itu dikabulkan oleh Allah, baik yang sudah mati maupun yang belum diampuni Allah SwT.
Apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas:
Dosa syirik merupakan dosa yang besar. Karenanya, jangan sampai kita melakukannya. Jika ada hal yang menjurus ke kesyirikan lebih baik kita hindari. Jika sudah melakukan kesyirikan, cepat-cepat bertobat kepada Allah sebelum ajal menjemput. Jika ajal menjemput dan kita belum tobat maka neraka lah balasannya.
Dalam hadits dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang mati dalama keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka” (HR. Muslim no. 93).
Wa Allahu a’lam bish-shawab. (*)