REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI), Buya Amirsyah Tambunan, mengatakan, persaudaraan (ukhuwah) merupakan harga mati. Apapun perbedaannya, ukhuwah tetap harus diutamakan tanpa ada toleransi.
Buya Amirsyah mengatakan, dalam menyambut tahun 2024, jangan menjadikan perbedaan pilihan politik menjadi alasan untuk bercerai berai. Pilihan politik boleh berbeda tetapi ukhuwah bukan pilihan, melainkan kewajiban yang harus diutamakan.
"Ukhuwah adalah kosakata atau diksi yang harus dipegang kuat dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mengingat bahwa manusia memang masing-masing berbeda dengan kelebihan dan kelemahan," kata Buya Amirsyah saat menyampaikan pidato sambutan dalam acara Sarasehan Kode Etik Ukhuwah Islamiyah Bidang Politik yang diselenggarakan oleh Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI di Aula Buya Hamka Gedung MUI Pusat, Rabu (30/3/2022).
Buya Amirsyah meminta masyarakat agar tidak mempermasalahkan persoalan perbedaan dalam pilihan hidup bermasyarakat. Tapi perbedaan yang tidak boleh ditoleransi adalah perbedaan yang berkaitan dengan ushuliyah.
"Yang tidak boleh adalah dalam hal ushuliyah yang sengaja kita buat perbedaan-perbedaan, lalu menghasilkan penyimpangan, ini yang harus diamputasi," ujarnya.
Buya Amirsyah mewakili Dewan Pimpinan MUI mengucapkan selamat menyambut Ramadhan 1443 Hijriyah bagi seluruh umat Muslim.
"Semoga Allah memberikan kesehatan lahir dan batin agar kita semua bisa selalu terjalin dalam ukhuwah," katanya.