Ahad 27 Mar 2022 05:28 WIB

Komisi Perempuan MUI: Islam tidak Membatasi  Kepemimpinan Perempuan

Stigma yang mengatakan Islam membatasi kepemimpinan perempuan harus diluruskan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ketua Komisi PRK MUI, Dr Hj Siti Ma
Foto: MUI
Ketua Komisi PRK MUI, Dr Hj Siti Ma

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Komisi Perempuan MUI Pusat, Siti Ma'rifah, menyampaikan stigma yang mengatakan Islam membatasi kepemimpinan perempuan harus diluruskan. Dia mencontohkan kehidupan Siti Khadijah dan Siti Aisyah sebagai contoh kepemimpinan perempuan dalam Islam.

“Sangat penting untuk meluruskan stigma yang mengatakan agama, khususnya Islam, tidak memberikan ruang pada kepemimpinan perempuan. Sementara contoh kepemimpinan perempuan sudah muncul sejak lama seperti yang kita jadikan uswatun hasanah yaitu Siti Khodijah dan Siti Aiyah,” kata dia saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPRK MUI, dalam keterangan yang didapat Republika, Sabtu (26/3/2022).

Baca Juga

Dia menegaskan, kedudukan perempuan dalam Islam bukan subordinat bagi laki-laki. Kedudukan perempuan sebenarnya adalah mitra yang sejajar dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Siti Ma'rifah lantas mengacu pada sebuah hadist Nabi Muhammad SAW tentang kepempinan. Dalam hadist itu disampaikan, pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Kegiatan Rakornas KPRK disebut dirangkai dengan dua kegiatan lain. Mereka adalah peluncuran buku berjudul Kepemimpinan dalam Islam ditinjau dari berbagai perspektif dan Seminar Pengarusutamaan Kepemimpinan Perempuan untuk Kemaslahatan Umat dan Bangsa.

“Kegiatan Rakornas ini bertujuan membangun kesadaran perempuan akan pentingnya perempuan pada posisi pengambilan keputusan dan untuk mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa, ” ujarnya.

Hasil rakornas ini nantinya akan bermanfaat untuk menguatkan sisi organisasi KPRK MUI seluruh Indonesia. Dengan demikian, KPRK di berbagai daerah bisa berkontribusi nyata dan mengambil peran strategis terhadap penyelesaian sejumlah isu terkait perempuan, remaja, anak dan keluarga.

“Semoga acara ini dapat melahirkan rekomendasi yang berguna untuk kemaslahatan umat dan bangsa, khususnya yang berkaitan dengan perempuan, remaja dan keluarga," ucap dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement