Rabu 09 Mar 2022 19:55 WIB

Beredar Daftar Penceramah Radikal, Ini Kata Tenaga Ahli Utama KSP 

KSP meminta masyarakat tak terprovokasi dengan daftar penceramah radikal

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Penceramah. KSP meminta masyarakat tak terprovokasi dengan daftar penceramah radikal
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Penceramah. KSP meminta masyarakat tak terprovokasi dengan daftar penceramah radikal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penceramah radikal yang disampaikan saat rapat pimpinan TNI-Polri beberapa pekan lalu menimbulkan pro dan kontra. Terlebih setelah daftar nama penceramah yang dinilai radikal beredar di sosial media.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Rumadi Ahmad, pun menyayangkan terjadinya polemik tersebut. Sebab, kata dia, apa yang disampaikan Presiden faktual dan bukan mengada-ada.

Baca Juga

"Pernyataan Presiden sangat jelas. Tidak ada yang simpang siur, karena masalah radikalisme ini hal yang faktual, bukan mengada-ada," kata Rumadi, dikutip dari siaran pers KSP, Rabu (9/3/2022).

Rumadi juga memastikan, pemerintah tidak pernah merilis daftar nama penceramah yang dianggap radikal. Karena itu, ia meminta masyarakat tidak terpancing dengan informasi yang belum jelas sumbernya.

"Saya tidak tahu dari mana asalnya. Yang jelas pemerintah tidak pernah menyebutkan soal nama," tegas Rumadi.

Menurutnya, yang terpenting saat ini bagaimana masyarakat bisa lebih berhati-hati dan selektif dalam mengundang penceramah, dan tidak lagi memperdebatkan soal ciri apalagi nama.

"Apa yang disampaikan bapak Presiden adalah pesan untuk semua kelompok, agar lebih hati-hati dalam mengundang penceramah. Bukan memperdebatkan soal ciri atau nama," ujar Rumadi.

Sebelumnya, Jokowi mengingatkan para istri personel TNI dan Polri untuk tidak mengundang penceramah radikal dengan mengatasnamakan demokrasi. Ia mengatakan, keduanya saat ini sudah harus berbenah, salah satunya berkaitan dengan arah kedisiplinan personel di masing-masing instansi tersebut.

"Ibu-ibu kita juga sama, kedisiplinannya juga harus sama. Enggak bisa, menurut saya, enggak bisa ibu-ibu (istri personel TNI-Polri) itu memanggil, ngumpulin ibu-ibu yang lain memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (1/3/2022).

"Sekali lagi di tentara, di polisi tidak bisa begitu. Harus dikoordinir oleh kesatuan, hal-hal kecil tadi, makro dan mikronya. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah hati-hati," sambungnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement