Selasa 08 Mar 2022 18:56 WIB

Kriteria Penceramah Radikal BNPT Dipersoalkan, PDPM: Buat Gaduh

Salah satu kriteria yang dipersoalkan soal antibudaya ataupun antikearifaan lokal.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Radikalisme
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Radikalisme

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Jakarta Pusat Hatta Purnajaya A.S mendukung program deradikalisasi oleh pemerintah. Namun, ia menyayangkan lima kriteria yang dikeluarkan oleh BNPT terkait penceramah radikal bisa membuat memecah belah umat islam.

"Menurut kami, hal ini hanya menambah kegaduhan publik dan berpotensi memecah belah umat khususnya umat Islam. Menurut kami lima kriteria tersebut sangat bias dan debatable," kata dia dalam keterangannya, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan salah satu contoh yang berpotensi pembelahan umat Islam dibawah ialah kriteria kelima yang disampaikan Direktur BNPT Ahmad Nurwakhid, yaitu pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.

Sebagai contoh budaya atau tradisi pemberian sesaji kepada makhluk jin (atau yang dipahami lain oleh pengikut agama selain Islam) penunggu gunung atau pohon-pohon yang dikramatkan.

"Itu jelas bagi kami umat Islam haram memberikan sesaji kepada makhluk lain seperti jin penunggu gunung, larung laut atau pohon kramat agar terhindar dari marabahaya. Namun, bagi umat agama lain mungkin sah-sah saja," kata dia

Ia menambahkan kalau hal demikian disampaikan dalam salah satu pengajian atau ceramah umum dikalangan internal, bagi orang-orang yang tidak suka atau benci terhadap si penceramah maka akan dijadikan alat fitnah dan ancaman keberagamaan.

Ia mengharapkan agar BNPT dapat memperjelas lagi kriteria-kriteria tersebut dengan narasi dan diksi yang menyejukkan bukan malah menambah gaduh publik.

Contoh kegaduhan yang timbul setelah di release kriteria tersebut adalah tersebarnya list 180 penceramah radikal melalui pesan WhatsApp yang kemudian disangkal oleh BNPT sendiri bahwa itu merupakan berita hoaks.

"Ini bukti ada pihak-pihak yang senang mengadu domba umat dan memecah belah persatuan anak bangsa ini, mereka akan selalu mencari-cari momen bagi gerakan mereka dan mereka lah yang sesungguhnya teroris," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement