REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wapres KH Ma'ruf Amin mengatakan, peringatan Isra Mi'raj merupakan peristiwa spiritual penting dan monumental bagi umat Islam, yakni sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan perintah sholat dari Allah SWT.
Hal itu disampaikannya melalui konferensi video dalam peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan Tahun 1443 H/2022 M. Acara yang mengusung tema "Teguhkan Semangat Beragama dan Berbangsa" itu digelar secara daring dan luring di Auditorium HM Rasiidi Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Senin (28/2) malam.
“Sholat menjadi instrumen atau alarm untuk memberikan sinyal apabila seseorang berbuat salah, serta melahirkan perasaan yang sedih dan menyesal dalam hatinya karena meninggalkan ketaatan kepada Allah,” ujarnya.
Sedangkan tidak adanya rasa sedih dan penyesalan karena telah melakukan perbuatan keji adalah termasuk hati yang sudah mati, demikian ujar Wapres mengutip Ibnu Atoillah. Hal ini menurutnya adalah gambaran seseorang yang sudah tidak ada sinyal atau alarm di dalam hatinya.
Lebih celaka lagi, kata dia, orang-orang itu tidak bisa diberitahu dan dinasihati karena sudah dikelompokkan sebagai orang yang sombong. Ia menjelaskan, dalam Alquran disebutkan, "Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka dan tidak akan masuk surga sebelum ada unta yang bisa masuk ke dalam lubang jarum."
“Artinya orang itu tidak mungkin masuk surga karena tidak ada unta yang bisa masuk ke dalam lubang jarum. Menurut ulama penyakit ini tidak ada obatnya kecuali dia bertobat kembali ke hadirat Allah SWT," ujarnya.
Sholat Jauhkan Diri dari Perbuatan Fasad dan Keji
Wapres mengatakan, orang yang mengerjakan sholat tapi tidak mencegah dari perbuatan fasad, keji, dan mungkar, maka dia tidak semakin dekat dengan Allah melainkan justru semakin jauh. Seperti dalam hadis Nabi yang artinya, "Barang siapa yang salatnya tidak mencegah dari perbuatan buruk dan mungkar, maka sholatnya tidak akan menambah kedekatan dia dengan Allah, melainkan semakin jauh dari Allah SWT."
“Menurut para ulama, fasad adalah dorongan syahwat kebinatangan yang menyangkut kebutuhan biologis, maupun berahi yang melampaui batas. Termasuk perbuatan zina yang dikategorikan sebagai perbuatan fasad. Sedangkan mungkar adalah dorongan sifat kebinatangan yang cenderung melakukan hal-hal yang menyakiti dan merugikan orang lain. Baik melalui ucapan, tulisan, termasuk dalam sosial media,” katanya.
Wapres menjelaskan, orang yang melakukan sholat seharusnya dapat terhindar dari perbuatan fasad dan mungkar. Karena jika sholat dilakukan sesuai dengan tuntutan syariat agama akan memunculkan perasaan sebagai seorang hamba, perasaan taat, cinta, dan mengagungkan Allah SWT.