Kepala outlet berita berbahasa Arab Alkompis yang berbasis di Stockholm, Julia Agha telah mengikuti kampanye tersebut dengan cermat. "Awalnya, itu mungkin dimaksudkan sebagai kampanye di mana keluarga dari mereka yang anak-anaknya telah ditahan merasa diperlakukan tidak adil dan ingin mengkritik layanan sosial," kata dia.
“Apa yang terjadi adalah bahwa kampanye ini telah berakhir di tangan kekuatan di luar negeri yang telah memasang filter agama di atasnya dan menyebarkan disinformasi, yang sekarang lebih terlihat seperti kampanye kebencian terhadap Swedia dan masyarakat Swedia,” lanjutnya.
Di samping itu, Dewan Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional Swedia, yang mengawasi layanan sosial, menegaskan bahwa mengeluarkan anak-anak dari rumah mereka selalu menjadi pilihan terakhir. “(itu dilakukan) ketika tindakan sukarela tidak memungkinkan dan ada risiko besar bahwa kesehatan atau perkembangan anak terganggu”, kata badan tersebut.
Statistik resmi menunjukkan pada 2020, total 9.034 anak berada dalam perawatan yang diperintahkan negara tanpa persetujuan orang tua mereka.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
