Menurut Malcolm, media adalah entitas paling kuat di dunia. Mereka memiliki kekuatan untuk membuat yang tidak bersalah menjadi bersalah dan membuat yang bersalah menjadi tidak bersalah, dan itulah kekuatan. Karena mereka mengendalikan pikiran massa.
Terkait pendidikan, dalam pidatonya di rapat umum pendiri Organisasi Persatuan Afro-Amerika pada 28 Juni 1964, Malcolm menyampaikan, pendidikan merupakan elemen penting dalam perjuangan hak asasi manusia. Ini adalah sarana untuk membantu anak-anak dan orang-orang menemukan kembali identitas mereka dan dengan demikian meningkatkan harga diri mereka. "Pendidikan adalah paspor untuk masa depan, karena hari esok hanya milik orang-orang yang mempersiapkannya hari ini," katanya.
Mengenai kapitalisme, Malcolm menyampaikan pandangannya pada salah satu pidato terakhirnya di Audubon Ballroom di New York. "Anda tunjukkan saya seorang kapitalis, dan saya akan tunjukkan pengisap darah," tutur Malcolm.
Dalam otobiografinya tahun 1965, dia mengatakan bahwa dirinya tidak punya belas kasihan terhadap masyarakat yang akan menghancurkan orang, dan kemudian menghukum mereka karena tidak mampu berdiri di bawah beban.
"Saya percaya dalam mengenali setiap manusia sebagai manusia, bukan putih, hitam, coklat, atau merah. Ketika Anda berurusan dengan kemanusiaan sebagai sebuah keluarga, tidak ada pertanyaan tentang integrasi atau perkawinan silang," kata Malcolm X seperti dikutip dalam otobiografinya. Sebab, bagi dirinya, itu hanya satu manusia yang menikah dengan manusia lain atau satu manusia yang tinggal di sekitar.