“Ini menunjukkan bagaimana kekuatan komunal mencoba memainkan permainan kotor dan menyebarkan kebencian di antara orang-orang di masyarakat. Hanya sedikit orang yang sibuk bermain politik kebencian," ucap Shahi Imam.
Menanggapi keputusan Hijab March, perempuan yang sedang mengejar gelar di bidang desain busana, Khatija mengatakan, “Saya memakai Hijab di perguruan tinggi dan tidak ada yang pernah keberatan. Sangat memalukan untuk menargetkan seseorang karena penampilan mereka,” kata dia.
Sementara seorang guru dan warga Mayapuri, Asma mengatakan dia akan menjadi bagian dari pawai. “Anak perempuan pergi ke lembaga pendidikan untuk belajar. Mereka boleh memakai hijab atau burkha. Tidak seorang pun boleh memiliki keberatan terhadap keyakinan agama seseorang,” kata dia.