Karim meminta otoritas pendidikan negara dapat mengikuti contoh Al-Azhar Al-Sharif dengan membuat publikasi bagi penyandang disabilitas, berkontribusi untuk meningkatkan kesadaran, terutama proses pendidikan agama untuk memerangi ide-ide ekstremis yang bertujuan untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas negara.
Seorang siswa tunanetra di Al-Azhar dari Uzbekistan, Akram Abed Janov, mengatakan dia merasa kagum selama kunjungannya ke paviliun Al-Azhar di Pameran Buku Internasional Kairo. Ia merasa upaya ini dapat memberikan dukungan kepada siswa tunanetra.
“Saya membaca Alquran Al-Azhar dalam huruf Braille, dan saya sangat menyukainya. Yang menarik perhatian saya adalah Alquran tidak memiliki titik sama sekali, yang mungkin menyulitkan orang buta,” kata Janov.
Dia juga memperhatikan kurangnya penomoran halaman dalam Alquran, berharap mereka yang bertanggung jawab atas pencetakan salinan akan memperbaiki ini di masa depan.