Rabu 09 Feb 2022 03:33 WIB

Masjid di Illinois AS Siap Tampung Gelombang Pengungsi Afghanistan

Masjid-Masjid di Illinois AS siap menampung gelombang pengungsi Afghanistan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Masjid di Amerika Serkat
Foto:

Di Masjid Rahmah, bekas gedung gereja di atas lahan seluas lebih dari 8 hektar di Jalan Monaville di Lake Villa, dilakukan perubahan pada lima ruang kelas besar di sekolah dasar di lokasinya menjadi tempat tinggal sementara untuk para tamu yang ditunggu-tunggu.

Dua dari ruang kelas berukuran 20 kali 20 kaki telah diubah menjadi kamar tidur dengan perabotan yang disumbangkan oleh anggota komunitas masjid. Presiden masjid Ashfaq Hussain, yang tinggal di lokasi di tempat tinggal imam, mengatakan, tiga ruang kelas lainnya juga akan dilengkapi dengan cara yang sama.

Hussain tidak tahu apakah masjid akan menerima keluarga, individu atau keduanya, dan berapa banyak pengungsi yang diharapkan. Para pemimpin masjid akan mengakomodasi mereka sesuai dengan itu, dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan Islam mereka, terutama yang berkaitan dengan perumahan laki-laki dan perempuan, anak perempuan dan anak laki-laki secara terpisah seperti biasa.

Untuk berapa lama lainnya tidak diketahui, karena para pengungsi mungkin tinggal tiga bulan, enam bulan atau lebih, kata Hussain. "Pada titik waktu ini semuanya lancar. Kami hanya memiliki visi dalam pikiran kami. Masyarakat mengetahui dengan baik apa yang diharapkan dari mereka dan berapa banyak dukungan yang kami butuhkan untuk mengakomodasi orang-orang ini untuk perumahan transisi," kata Hussain.

Bangunan masjid seluas 38.500 kaki persegi dilengkapi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ini termasuk ruang sholat yang dapat menampung sekitar 350 jemaah, area terpisah bagi wanita untuk beribadah jika diperlukan, kantor, ruang konferensi, dapur kecil, dapur komersial dan pancuran/kamar mandi terpisah untuk anak perempuan dan laki-laki. Sayap sekolah terlampir memiliki delapan ruang kelas dan gimnasium ukuran sekolah menengah yang besar. 

Hussain, yang berasal dari Hyderabad, India, juga mengatakan, keanggotaan masjid terdiri dari campuran budaya, termasuk Arab, Afrika-Amerika, dan anak benua Asia Selatan. "(Kami) tidak tahu tantangan apa yang ada di depan. Apakah kami memiliki keyakinan bahwa kami dapat membantu mereka? Tentu saja, ya," ujar Hussain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement